Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menajamkan Intuisi di Bulan Ramadan Untuk Menghargai Privasi Sesama

15 April 2021   06:15 Diperbarui: 15 April 2021   06:54 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menajamkan intuisi di bulan Ramadan untuk menghargai privasi sesama melalui doa, kontemplasi dan puasa. Foto dari Pixabay.

Segala sesuatu bisa dipelajari secara otodidak di internet. Tetapi intuisi untuk menghargai privasi sesama tak ada di dalam internet.

Hidup di zaman edan seperti sekarang, mendorong setiap orang untuk mengeksploitasi dirinya ke hadapan publik. Seolah-olah dunia mayapada adalah jalan satu-satunya untuk kembali pada jalan kebenaran.

Kaya ilmu dan segalanya, tapi miskin intuisi adalah neraka bagi setiap orang. Selama bulan Ramadan saya kembali untuk berbenah diri. Sembari melihat kembali perjalanan hidup saya ke belakang.

Rasa penyesalan baru ada sekarang. Di mana melalui cara hidup saya yang blak-blakan, tanpa sengaja melukai sesama melalui bahasa-bahasa non verbal kepada sesama.

Privasi orang lain yang dipercayakan kepada saya, terkadang saya bisa menceritakannya kepada orang lain. Memang mulut ini tidak bisa diam.

Sebelum mengenal media sosial, saya tak pernah bertindak sejauh ini. Tetapi setelah mengenal dunia mayapada, cara hidup saya semakin hari semakin dikikis oleh superioritas di media sosial.

Bermedia sosial yang bijak dan arif adalah hal yang paling sulit saya pelajari. Ilmu pengetahuan apa saja bisa saya pelajari. Namun, saya tidak bisa mempelajari kelemahan saya sendiri. Karena pada dasarnya, saya dan mungkin anda tidak mengakui kelemahan dari diri kita.

Apa yang kita tonjolkan kepada media itu adalah keangkuhan dari diri kita. Seolah-olah dunia mayapada adalah produk dari nenek moyang kita. Tiada seorang pun yang bisa menghentikan cara hidup yang sudah menyimpang jauh dari asas kemanusiaan. Selain diri kita sendiri.

Bulan Ramadan kembali hadir dan menyapa kita semua. Meskipun saya bukan seorang Muslim, tetapi saya memaknai bulan Ramadan sebagai jalan untuk memperbaharui diri.

Memperbaharui diri dengan menajamkan intuisi dihadapan Sang Pencipta untuk menambahkan karunia rendah hati dalam diri saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun