Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jadilah Penulis yang Bebas Berekspresi, Tanpa Dihipnotis oleh Penulis Lain

21 Maret 2021   19:11 Diperbarui: 21 Maret 2021   20:09 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jadilah penulis yang bebas berekspresi. Dokpri.

Banyak penulis pemula yang tidak menonjolkan keaslian dirinya. Mereka cenderung dihipnotis oleh penulis senior untuk mengikuti gaya kepenulisannya. Hal itu, tak berlaku bagi saya.

Filosofi pemikir bebas adalah semangat bagi saya dalam mengulik aksara. Awalnya saya memang terjerumus ke dalam apa yang dikatakan oleh mentor dalam mengeksekusi ide. Tapi, lama kelamaan, saya merasa diri saya dihipnotis oleh sang mentor. Akibatnya, saya sulit untuk berkembang.

Penulis yang percaya diri adalah penulis yang menonjolkan keaslian dirinya. Segala sesuatu itu harus dipertanyakan dan mencari jawabannya. Bukan kita asal ikut apa kata orang.

Saya merasa miris dengan banyak penulis yang hingga kini masih belum percaya diri dengan kemampuan tulisannya. Padahal yang mengetahui kelebihan dan kekurangan mereka adalah diri sendiri.

Hal ini tidak menampik bahwasannya saya tidak berterima kasih kepada mentor yang telah memberikan ilmunya dengan Cuma-Cuma kepada saya. Tapi, segala sesuatu itu harus dikritiki. Sebagai jebolan dari ilmu Filsafat, walaupun belum selesai kuliahnya, kita itu diajarkan untuk tidak mudah tunduk pada apa kata orang. Kecuali kepada Admin Kompasian. Karena kita berada di rumah orang dan harus mengikuti aturan main yang ada di dalamnya.

Bayangkan bila kita berambisi untuk mengikuti gaya kepenulisan sang mentor. Sampai di liang lahat pun, kita tetap terjebak dengan permainannya. Kita akan menjadi tipe penulis yang membohongi dirinya. Segala sesuatu yang kita ulik harus tunduk pada sang mentor. Oh, bagi saya penganut pikiran bebas, hal itu tidak mempan.

Overthingking atau kecenderungan untuk memikirkan hal-hal yang berlebihan menyebabkan ransangan yang tidak sehat dalam diri. Selamanya kita akan menjadi penulis bayangan dari penulis senior.

Apa sih susahnya percaya dengan kemampuan tulisan sendiri? Menulis itu adalah kebebasan ekspresi. Maka, ekspresikan dirimu, tanpa menunggu dorongan dari orang lain.

Jadilah pemikir bebas yang percaya pada diri sendiri. Karena zaman penjajahan sudah berakhir. Ngapain repot-repot menyusahkan diri dengan memikirkan kualitas tulisan sendiri? Penulis saja tidak percaya diri, apalagi pembaca?

Walaupun masih muda, tapi saya tidak mau disetir oleh penulis senior. Karena, saat ini, esok dan lusa alam bawah sadar saya sudah terdoktrin untuk menulis sesuai dengan apa kata mentor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun