Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kehadiran Buku "Self Improvement" Sebagai Solusi, Tatkala Kita Malu Berkunjung ke Psikolog

16 Maret 2021   15:07 Diperbarui: 16 Maret 2021   15:27 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
salah satu buku self improvement. Foto dari gerai.Kompas.id

Setiap orang punya masalah. Dan ada beragam cara untuk menyelesaikan permasalahan yang kita hadapai. Salah satu solusi yang tepat dan efektif, bagi seorang pemalu “introvert” adalah membaca buku-buku seputar “self Improvement” atau buku yang berisikan solusi dalam memecahkan suatu persoalan hidup.

Pilihan atau opsi membaca buku “self Improvement” dianggap paling tepat, bagi seseorang yang memiliki karakter pemalu atau “Introvert.

Penulis adalah tipe kepribadian pemalu atau “introvert.” Setiap persoalan hidup yang melanda penulis, jalan terbaik yang diambil oleh penulis adalah membaca buku yang berkaitan dengan psikologi atau “self improvement.

Kendati banyak membaca buku “Self Improvement,” tidak menampik bahwasannya, penulis terlepas dari persoalan hidup. Karena persoalan hidup akan selalu ada, sejauh pertambahan usia penulis menuju tahap awal kedewasaan.

Pertambahan usia juga ikut menambah masalah baru yang tidak pernah terbayangkan. Semakin tinggi tingkat kesuksesan atau kemapanan kita, hantaman permasalahan pun semakin bertambah. 

Ibarat pohon, semakin menjulang tinggi angkasa, angin pun bertiup kencang. Dinamika hidup ini memang penuh dengan ketidakmungkinan.

Lalu, apakah penulis tidak pernah berkonsultasi dengan seorang psikolog atau pemuka agama?

Seorang psikolog sudah mendapatkan kepercayaan di dalam kehidupan bermasyarakat. Kehadiran mereka sangat membantu, siapa saja yang berani mengkonsultasikan permasalahannya. Seorang psikolog bagi penulis adalah pendengar yang baik, sekaligus sahabat. Karena apa yang kita sharing, curhat, hanya diketahui oleh seorang psikolog.

Konsultasi permasalah dengan seorang psikolog atau pemuka agama bagi penulis adalah hal yang sangat berat. Karena penulis tidak mau membebani batin seorang psikolog atau pemuka agama.

Jangan berpikir, apa yang kita curhat atau sharing kepada seorang psikolog atau pemuka agama itu enak. Kitanya yang mendapat kelegaaan. Sementara seorang psikolog atau pemuka agama hidup dalam beban moral. Akibat, menanggung beban pundak kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun