Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tahan Ego, Nikmati Profesi, Menjemput Aurora

6 Januari 2021   11:49 Diperbarui: 6 Januari 2021   12:11 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamu mempunyai bidang yang benar-benar kamu kuasai, tapi kamu masih saja mencoba-coba berbagai hal. (Oh Su Hyang, Dosen dan Pakar Komunikasi Terkenal di Korea Selatan)

Rentetan ambisi menemani adrenalin kita untuk mengejar sesuatu yang lebih dan lebih, daripada orang lain. Kita beranggap, semakin banyak bidang yang kita kuasai, kebahagiaan akan semakin mendekat. Oh, ternyata, imajinasi selalu bertolak belakang dengan realita. Sakit, depresi, stress, berakibat pada cinta yang kandas di hadapan Aurora.

Aurora berasal dari bahasa Italia, yakni Matahari. Nama Aurora pertama kali saya dengar sewaktu mengikuti salah satu seminar di Kota Malang. Pembicara utama adalah Rektor dari Universitas Gregoriana Roma. 

Dari sekian banyak materi, hanya satu kata yang nyatol di benak saya, yakni nama Aurora. Tentu jiwa muda yang memiliki rasa penasaran, langsung berselancar di dunia Google untuk mencari nama Aurora. Tepat, mbak Google menunjukan dengan teliti, bahwa Aurora berarti matahari. Matahari selalu memancarkan cahaya.

Menikmati Aurora. Sumber; Pixabay
Menikmati Aurora. Sumber; Pixabay
Cahaya profesi akan tenggelam, beriringan dengan ego yang tak dikendalikan dalam menguasai semua bidang pekerjaan.  Memang tak ada masalah, bila mereka yang belum menemukan profesi selalu mencoba untuk mencari kecocokan sesuai passion. Terutama bagi mahasiswa.
 
Tapi lain cerita dengan mereka yang masih produktif atau saat ini sedang bekerja di salah satu bidang profesi, lalu ego mendorong untuk menguasai semua bidang. Dan berakhir pada penyesalan. Akibat, tiada waktu bagi mereka untuk menjemput Aurora.

Godaan akan selalu ada untuk berpindah ke lain dermaga. Apalagi menjalani profesi di abad 21. Teknologi telah memanjakan kita untuk berpindah ke lain dermaga. Lambat laun, kita akan bersentuhan dengan pengeroposan semangat di bidang pekerjaan lama. Karena iming-iming di profesi yang baru sangat menjanjikan. Kenyataan tak seindah dan seromantis imajinasi persuasif dalam dunia iklan yang kita lihat di TV, kawan.


Tahan ego, nikmati profesi, menjemput Aurora. Menahan ego untuk kenikmatan semu, fokus pada profesi yang sedang digeluti, niscaya rezeki akan selalu ada. Maka, kita akan berlarian untuk mengejar matahari, seperti judul lagu, Bang Ari Lasso, "Mengejar Matahari."

Salam Aurora dari generasi perbatasan RI -- Timor Leste.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun