Hamparan perbukitan pohon pates, rumah-rumah tak layak dihuni, berdendangkan mada kecemasan.
Musim kemarau kembali menyiksa anak-anak negeri perbukitan kering
Wajah-wajah polos berhiaskan kirmizi dibalik canda-tawa mereka
Roda kehidupan terus mengalir di kota Metropolitan, sementara mereka berjalan, selama ribuan kilo meter untuk mencari sumber kehidupan
Anak-anak berlarian melintasi cakrawala Timur
Padang sabana pun ikut berlarian bersama mereka
 Di negeri sabana itulah mereka temu-lepas kemerdekaan sesaat
Sepercikan kebahagiaan terpancar dari sinar bola mata mereka
Setiap musim kemarau, anak-anak bertanya, bapak dan mama, apa yang terjadi dengan negeri kita?
Bukankah negeri kita kaya akan sumber daya alam? Tapi, kenapa kita selalu kekeringan air bersih?