Kebutuhan nutrisi yang cukup untuk tubuh menjadi penyemangat bagi mereka yang menekuni dunia aksara. Menulis dalam keadaan perut kenyang adalah dambaan setiap penulis. Tapi, bagaimana dengan mereka yang menekuni dunia aksara dalam kelaparan?
Menatap kepergian senja, sembari menyeduh secangkir kopi di halaman teras rumah yang berhadapan langsung dengan panorama, keindahan laut, sungguh menyenangkan bagi mereka yang suka menulis.
Desiran ombak laut yang menemani jari-jemari dalam menata, menyusun pikiran, perasaan dalam setiap kata, kalimat lalu membentuk satu paragraf yang nyaman dikunyah, dirasa, oleh penikmat aksara adalah impian setiap penulis.Â
Penulis yang baik biasanya taraf ekonominya sudah mapan. Terbukti dari para penulis Kompasiana yang mayoritas adalah orang-orang hebat dalam setiap aspek kehidupan berbangsa. Umumnya Kompasianer (penulis) adalah para pensiunan, pemilik perusahaan, pegawai negeri sipil dll. Asupan nutrisi yang cukup bahkan lebih menjadi senjata mereka dalam mengeksekusi setiap kata yang bernyawa bagi dunia.
Lalu, bagaimana penulis (Kompasianer) yang menulis dalam keadaan takut, cemas, bila isi dompetnya pas-pasan? Padahal mereka memiliki semangat untuk terus menebar karya terbaiknya, namun lagi dan lagi mereka terantuk pada tembok batu yang sama yakni,"ketidakpastian akan hari esok dan lusa mau makan apa?
Ide memang terkadang muncul dalam situasi dan kondisi yang tak terduga. Syukur-syukur, ide tulisan muncul pas dalam keadaan perut kenyang bagi penulis yang masih berjuang di dasar samudera. Huuuuu,,,,,, bila ide muncul pada momen, saat bahagia ini, rasa-rasanya keyboard laptop, Komputer tak bisa menampung ribuan inspirasi.
Sebaliknya, amit-amit deh, bila ide muncul pada saat lapar. Yang terjadi adalah ide brilian itu pergi tanpa meninggalkan bekas, jejak untuk bisa diingat suatu saat nanti.
Hidup bukan hanya tentang menulis, tapi bagaimana kebutuhan akan pangan, papan dan sandang berjalan seirama melodi aksara.
Jangan kau menyimpan kisahku ini
karena aku takut, bila kau akan mengisahkannya kepada dunia
Biarkanlah, aku sendiri yang mengisahkannya kepada kamu
Maka, izinkanlah aku untuk tetap menyukaimu dunia aksara
Timor, 15/12/2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H