Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Lidah Palsu Demokrasi

18 Oktober 2020   18:59 Diperbarui: 18 Oktober 2020   19:01 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai rakyat yang jeli dan cerdas, tentu kita akan mengecek/melihat terlebih dahulu backgroung/latar belakang dari sang nabi demokrasi.

 Di mana kita menelusuri sang nabi demokrasi akan segala karyanya, sebelum mendeklarasikan diri untuk menjadi seorang penyambung lidah rakyat. Lebih sederhananya adalah ketika kita melamar pekerjaan, tentu HRD akan melihat latar belakang pendidikan kita. 

Nah, setelah kita melihat latar belakang sang nabi demokrasi, akhirnya kita bisa menentukan apakah utusan/penyambung lidah demokrasi ini bisa membawa bahtera aspirasi kita atau tidak? 

Jika, sang nabi demokrasi hanya memanfaatkan suara kita, kenapa kita tak bisa manfaatkannya? Sederhana kan. Inilah hukum sebab - akibat dari setiap pilihan.

Mustahil bila di republik ini untuk mencapai sesuatu tanpa mengeluarkan uang. Oleh karena itu, jangan sok moralis di republik ini. Akhirnya, setiap pilihan mempunyai konsekuensinya. Jika anda memilih jalan yang baik, semesta akan mendukung niat anda. Sebaliknya, bila anda memilih jalan yang salah, pembalasan semesta akan melebihi lidah-lidah kamuflase di ruang publik.

Kembalikan akar demokrasi pada jalur dan tujuannya. Dan tumbuhkan rasa empati akan jiwa kemanusiaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun