Filsafat adalah ilmu yang mempelajari asal - usul kehidupan. Filsafat itu berangkat dari realita. Senada tulisan itu berangkat dari realita pembaca.Â
Bila saya menyodorkan teks-teks kuno filsafat pada anak muda, tentu si anak muda akan mumet/bosan dengan naskah yang kaku. Begitulah, tulisan yang sesuai penggunaan bahasa Indonesia yang baku atau EYD, terasa kaku dan monoton. Serasa tak ada gairah/birani bagi pembaca.
Tulisan setiap orang itu unik. Ada yang menulis harus sesuai penggunaan EYD yang baik dan benar. Ada yang menulis sesuai bahasa keseharian, atau dalam sebutan saya adalah bahasa 'pasar.' Bahasa pasar lebih mengena, bila dibandingkan dengan bahasa Indonesia yang baku. Bahasa pasar senada/serupa/sama dengan filsafat jalanan yang terlepas dari teks-teks kuno yang sangat kaku dan monoton.
Memang saya tak bisa menisbakan realita bahwa setiap generasi punya gaya kepenulisanannya. Generasi old/tua selalu menulis harus sesuai penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai SPOK. Sementara, kami generasi now/muda tak begitu menyukai gaya kepenulisan tersebut. Karena tak ada nafsu untuk menyelesaikannya. Bukan berarti saya tak menghargai gaya kepenulisan generasi old/tua. Tapi, kita menulis harus sesuai apa yang diminati oleh pembaca. Karena pembaca adalah raja. Layaknya konsumen/customer adalah raja.
Generasi now/muda itu menyukai sesuatu yang fleksibel. Mereka tak menyukai sesuatu yang monoton dan kaku. Lihat saja lingkungan sekitar anda tempati, di sana pasti anda menemukan ribuan emosi. Karena realita anak muda tak sejalan dengan ekspektasi generasi tua. Mudah-mudahan saya tidak salah.
Gaya kepenulisan yang berbeda, tapi kita selalu berbagi dan saling memperkaya. Di mana kami penulis muda belajar dari penulis senior. Begitu pun sebaliknya. Hukum sebab-akibat inilah yang saling melengkapi keseharian kita. Oleh karena itu, filsafat jalanan dan tulisan yang membumi dan sesuai harapan pembaca adalah harapan setiap penulis.
Mohon maaf bila logika saya tak sesuai logika anda.
Salam literasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H