Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Media Tak Bebas Menyuarakan Ketidakadilan

24 September 2020   01:11 Diperbarui: 24 September 2020   01:16 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media itu tak adil. Keadilan tak diperjuangkan. Sisi kemanusiaan porsinya tak sebanding dengan politik, selebritis dan perselingkuhan figur publik/seniman. Sebenarnya ada apa?

Jutaan anak jalanan terlantar di pinggir trotoar, emperan tokoh, kolom jembatan, dan tempat umum lainnya. Media seolah menutup mata dengan kondisi psikologis anak jalanan. Media hanya berpusat pada politik. Padahal politik telah melahirkan jurang pemisah dan pengkotak-kotakan manusia berdasarkan ideologi, ras, budaya, dan bahasa.

Anak jalanan merana, menjerit, minta bantuan untuk bertahan hidup. Namun, hanya segelintir orang yang membuka hatinya untuk membantu. Sementara jutaan kaum intelektual mengisolasi diri dalam kenyamanan. 

Terkadang kesalahan dimanipulasi menjadi kebenaran mutlak. Sementara, kebenaran dimanipusi menjadi kesalahan. 'Bullshit' adalah kata yang tepat untuk menggambarkan manusia negeri ini.

Bagaimana bangsa dan negara kita maju, jika tidak ada kerja sama? Mari kita bertanya pada rembulan malam. Barang kali ada jawaban. Dunia memang dipengaruhi oleh perang antara kebaikan dan kejahatan. Tapi, kejahatan selalu mengalahkan kebaikan.  Begitulah cara kerja uang yang telah mengasingkan manusia dari kodratnya.

Kaum intelektual menyembah materi. Layaknya kaum sofis Yunani kuno yang selalu menjual pengetahuan demi mencari keuntungan materi. Mereka mengorbankan kebenaran dan keadilan demi keuntungan finansial. 

Apakah cara kerja media sekarang seperti hal demikian? Mungkin. Karena kita kaum awam yang berada jauh, sejauh pandangan mata kita tentang ketidakadilan di negeri ini.

Mengapa pemberitaan media selalu melebih-lebihkan politik? Tapi, meminimalisir pemberitaan yang berkaitan dengan anak jalanan dan ketidakadilan yang dialami oleh rakyat kecil. 

Entahlah, karena kita tidak punya kepentingan apa pun. Inilah penjara rakyat kecil, bila media dikuasai oleh hukum industri pasar. Karena media sekarang hanya mengikuti penguasa pasar. Inilah salah satu bentuk kelemahan, bila media dikuasai oleh pemilik pasar.

Harapan kita semua adalah semoga media kembali kepada kompas awal berdirinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun