Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Perspektif Tafenpah|| Jika berkenan, mampirlah di Portal saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Logika Kampung Vs Logika Kota

22 September 2020   00:02 Diperbarui: 22 September 2020   00:47 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filosofi orang kampung adalah cukup. Filosofi orang kota adalah lebih. Pro kontra logika kampung dan kota melahirkan alienasi bagi manusia. Manusia terus mencari, walau kadar kebahagiaan tak dilihat dari banyaknya materi dan istri simpanan. Kelebihan materi mnyebabkan obesitas logika. Lalu, kekurangan materi adalah stunting logika pada orang kampung.

Eits, tunggu guys. Jika saya ditawarkan pada dua pilihan logika di atas, saya akan memilih logika kampung. Karena logika kampung berorientasi pada rasa syukur. Sementara jika saya memilih logika kota, saya selalu merasa kurang. Akibatnya saya menciptakan penyakit yang tak diundang.

Logika kampung dan kota selalu menemui pro kontra dalam kehidupan manusia. Manusia kota selalu bersikap individualis. Karena banyak tuntutan hidup. Akibatnya banyak penyakit depresi dan stress datang dari orang yang tinggal di kota. Sementara, kebahagiaan selalu menghiasi orang kampung. Karena mereka selalu berkata cukup untuk sehari saja.

Obesitas logika vs stunting logika adalah dua jalur yang searah tapi beda makna dalam keseharian manusia. Logika kota mengagungkan paham konsumerisme. Akibatnya banyak utang di segala penjuru. Setiap sudut kota metropolitan selalu ada rahasia.

Sementara di setiap pojok perkampungan tidak ada rahasia. Sebab di sana tidak ada utang yang berkali lipat dibandingkan dengan masyarakat perkotaan.

Logika kampung adalah jalan menuju kebahagiaan. Sementara logika kota adalah jalan menuju penjara utang. Terkadang kita terjebak di antara dua logika ini. Tapi, hidup adalah pilihan. Setiap orang boleh memilih logika kampung atau logika kota. Karena manusia adalah makhluk bebas dengan akal budinya.

Akhirnya, hindari obesitas logika dan kembangkan stunting logika di masa sekarang untuk menghindari perang rumah tangga. Akibat jerat ekonomi di masa sekarang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun