Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Nak, Kutitip Beban Keluarga di Pundakmu"

6 September 2020   01:27 Diperbarui: 6 September 2020   01:29 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia tak pernah memilih keluarga, tempat, negara di mana ia dilahirkan. Tapi, apa yang anda rasakan bila terlahir sebagai anak pertama? 

Beberapa hari yang lalu, saya bertemu dengan sahabat lama yang sudah sekian tahun hijrah ke kota metropolitan. 

Layaknya hijrah para pesepak bola mega bintang dunia mendekati setiap bursa transfer musim panas dan dingin setiap tahun. Sekadar saya ber'say-hello' untuk melepas kangen yang sudah sekian tahun ditahan oleh semesta.

Purnama menggantung indah di angkasa, seolah-olah ia sedang membaca 'Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat' karya Mark Manson. Saya mencoba untuk membangun komunikasi yang sudah sekian tahun hanya melalui medsos. 

Namun, saya tak menyangka bahwa dia sedang dirundung nestapa penderitaan batin. Sebab senyumannya tak memancarkan ketulusan. Ia boleh membodohi semesta, tapi ia tak akan membodohi diriku yang sedang memandangi pancaran matanya yang penuh dengan derita.

Apakah kehidupan hanya berada pada lingkaran pertempuran antara kebaikan dan kejahatan dalam pandangan humanisme? Saya tidak tahu apa-apa. Berangkat dari ketidaktahuan, saya mencari akar permasalahan yang sedang diderita oleh sahabatku. 

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" 

"Saya hanya memikirkan bagaimana caranya saya membiayai pendidikan adik-adikku dan keluargaku.''

"Memangnya ayah kamu tak mampu untuk membiayai pendidikan adik-adik dan keluargamu?"

"Tidak!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun