Era digital telah merobek keperawanan labirin semesta. Semesta kembali menjerit, sembari memandangi ribuan emosi dalam diri seorang pejuang toga online.Â
Psiko emosional seorang pejuang toga di era digital telah terbagi oleh sensasi kebebasan dan kediktatoran dilema. Mahasiswa dilema antara tiduran dan menelanjangi keperawanan ilmu pengetahuan. Antara tidur dan ilmu pengetahuan dipadukan dengan nada dering semesta dari Sang Pengada.
Semesta kembali menjerit-jerit karena adanya rasa kesal yang sudah membanjiri dermaga jantung keseharian seorang pejuang toga online. Psiko emosional keseharian mahasiswa online sangat tersiksa dan merana. Layaknya siksaan mesin cordoba waktu zaman pertengahan Eropa yang mengagungkan teologi untuk semua orang. Begitu pun, pandangan orang tentang mahasiswa kuliah online yang hanya berkutat pada tempat tidur. Sebab kebebasan absolut/mutlak dikendalikan oleh jaringan internet. Akibatnya, mahasiswa online diasingkan dari kesehariannya.
Keseharian mahasiswa online yang seperti apa? Keseharian yang hanya "terjebak" di antara paham rasionalitas dan patriarki masyarakat Indonesia. Apa itu paham rasionalitas dan patriarki? Rasionalitas adalah segala sesuatu yang berpusat pada logika/pikiran dan bersifat bebas. Semestara, patriarki adalah segala sesuatu yang hanya berkutat pada subjektif seseorang tentang kehidupan yang bersifat diktator.Â
Mahasiswa pejuang toga online saya masukkan ke dalam kelompok rasionalitas yang memiliki kebebasan dalam mengekspresikan diri dalam mencari ilmu pengetahuan. Sementara, masyarakat Indonesia yang memiliki tendesi kediktatoran saya masukkan ke dalam penganut paham patriarki zaman online.Â
Mahasiswa online bersama imajinasi dan ilmu pengetahuan terbang setinggi bintang di langit dan seluas samudera lautan. Sementara, para penyembah patriarki zaman online terperangkap oleh prasangka. Prasangka telah membawa virus kebencian bagi mahasiswa online. Akibatnya, mahasiswa online menderita tekanan batin.
Lalu bagaimana resolusinya? Resolusinya adalah saya menawarkan kemerdekaan rasionalitas dalam mencari ilmu pengetahuan. Karena algoritma google selalu berubah setiap saat. Demikian, kebenaran ilmu pengetahuan selalu mengikuti perubahan zaman. Selain itu, mahasiswa online harus pandai mengolah emosionalnya di tengah skeptis/keraguan publik akan masa depan generasi online bangsa Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI