Kehidupan keluarga yang dinahkodai oleh Yosep mulai terombang-ambing di tengah derasnya tuntutan biaya hidup kota metropolitan. Masalah komunikasi mulai muncul karena keadaan ekonomi. Masalah rumah tangga Yosep seanter terdengar dari mulut ke mulut. Akibatnya, Yosep menerima teror fisik, emosional dan finansial dari sanak kerabatnya yang tinggal di Jakarta. Satu per satu kerabat dekatnya mulai menebar rumor dan mengasingkan kehidupan Yosep dari dirinya, sesama, lingkungan dan alamnya. Yosep tak bisa menarik kembali bahasa miring yang sudah bertebaran di lingkungan perantaunya.
Pertanyaan memojokkan dari salah satu kerabatnya adalah  berapa tabungan kamu? Yosep hanya terdiam sembari menahan emosinya. Kemanusiaan Yosep sangat dilecehkan oleh kerabatnya.
Tanggal 09 September 2016 adalah hari penderitaan terbesar dalam hidup Yosep. Karena Yosep kehilangan istri dan anak tercintanya. Yosep hanya memeluk romantisme nostalgia bersama kehangatan keluarganya. Yang lebih sadisnya adalah kepergian istri dan anak tercintanya didukung oleh pihak keluarga dari istrinya. Yosep sangat merindukan keluarganya. Apalagi si buah hati Jesika sudah berusia lima tahun.
Selepas kehilangan orang tercintanya, Yosep mengalami penderitaan psikologis yang sangat memenjarakannya. Tiga bulan telah membawa angin segar bagi Yosep. Karena ia bisa menjalin komunikasi bersama istri dan anak tercintanya. Komunikasi pertama dan terakhir dengan keluarganya hingga sekarang.
Sugesti adalah jalan terbaik bagi Yosep dalam menghadapi cobaan hidup ini. Yosep bekerja keras selama setahun untuk kembali mengunjungi makam almarhum orangtuanya. Selain itu, ia ingin membuktikan kepada pihak keluarga istrinya bahwa ia juga mampu bertanggung jawab.
Empat tahun telah berlalu dalam kisah pilu yang dialami oleh Yosep. Kini ia sukses memiliki rumah sendiri di Kapuk Pulo, kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Kesuksesan materi yang sekarang ia peroleh masih terasa kurang. Karena ia sangat merindukan istri dan anaknya.Â
Oleh sebab itu, melalui tulisan yang sederhana ini, Yosep meminta tolong kepada segenap kontributor Kompasiana untuk membantu dalam mencari keluarganya yang sampai sekarang belum ditemukan. Semoga kita bisa membantu saudara kita ini. Sebab kemanusiaan itu jauh lebih tinggi dari segalanya.
Catatan: Saya telah mendapat izin dari Narasumber untuk mempublikasikan kisah kehidupannya dalam misi pencarian keluarganya.
          Nomor Hp: 081311421198
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H