AMSAL 6 : 1 - 5 1Â
Hai anakku, jikalau engkau menjadi penanggung sesamamu, dan membuat persetujuan dengan orang lain; 2 jikalau engkau terjerat dalam perkataan mulutmu, tertangkap dalam perkataan mulutmu, 3 buatlah begini, hai anakku, dan lepaskanlah dirimu, karena engkau telah jatuh ke dalam genggaman sesamamu: pergilah, berlututlah, dan desaklah sesamamu itu; 4 janganlah membiarkan matamu tidur, dan kelopak matamu mengantuk; 5 lepaskanlah dirimu seperti kijang dari pada tangkapan, seperti burung dari pada tangan pemikat.Â
Dalam menafsir Kitab Amsal, pertama sekali kita harus memahami tema teologi sebagai pagar pengaman, yakni : Kitab Amsal adalah Konsep "Makmur". Kemudian Prinsip-Prinsip penafsiran : Pada Amsal 6 : 1 -- 5 di atas, merupakan paralisme sinonim bukan paralisme antitetik., maupun sintetik. Dimana baris kedua mengulang pengertian yang sama di baris pertaman dengan makna yang sama / mirip.Â
Paralisme sinonim berdasarkan versi saya sendiri untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut :Â
1. Kondisi apa yang dialami oleh "si anak" ?Â
2. Apakah yang disarankan oleh penulis Amsal jika "si anak" mengalami kondisi demikian ?Â
3. Pilih 3 kata kunci dalam memahami teks ini !Â
4. Apakah kegunaan ayat 4 dalam keseluruhan 6 : 1 -- 4 ?Â
5. Jelaskan peran bahasa kiasan "kijang" dan "burung" dalam memahami teks ini.Â
Pertama : Kondisi yang dialami '"si anak" terletak pada pasal 1 dan pasal 2 : menjadi penanggung sesamamu, membuat persetujuan dengan orang lain; terjerat dalam perkataan mulutmu, tertangkap dalam perkataan mulutmu,Â
dimana ungkapan "penanggung sesama" sejajar dengan arti "membuat persetujuan dengan orang lain" dan kata "terjerat" sejajar dengan arti "tertangkap". Yang mengindikasikan suatu perbuatan lalai atau gegabah atau kurang perhitungan yang dibuat oleh "si anak" sehingga menyebabkannya berada dalam kondisi seperti tersebut di atas.Â