Becoming oleh Michelle Obama, diterbitkan oleh Crown Publisher pada tanggal 13 November 2018 lalu. Buku yang bergenre memoar ini terdiri dari 448 halaman. Semenjak penerbitannya hingga sekarang, buku ini menjadi salah satu buku terlaris di pasaran. Banyak pihak yang memberi respon positif pada buku ini.
Michelle Obama menceritakan kisahnya dimulai dari masa kecilnya, hingga menjadi African -- American First Lady pertama Amerika Serikat. Selama masa pemerintahan suaminya, Ia menjadi seseorang yang populer yang kepopulerannya menyamai suaminya. Michelle Obama dikenal sebagai salah satu wanita paling ikonik dan menawan di era kepemimpinan Barack Obama hingga sekarang.
Saat Barack menjabat, Dia mendukung dan membantu di Gedung Putih (white house) dengan cara paling ramah dan inklusif dalam sejarah, Sementara juga menunjukkan dirinya sebagai advokat yang kuat untuk hak-hak perempuan dan anak perempuan tidak hanya di Amerika Serikat tetapi di seluruh dunia juga. Dalam memoarnya, Becoming, dia mengundang pembaca ke dalam dunianya yang penuh dengan refleksi mendalam dan pengalaman yang telah membentuknya menjadi wanita seperti sekarang. Ini adalah perwujudan seorang wanita yang jiwa dan substansi terus memperjuangkan harapan.
Dia banyak bercerita tentang dirinya, keluarganya, dan kecintaannya terhadap Amerika Serikat, hingga harapannya untuk masa depan. Bahkan Ia juga menceritakan tentang kejadian yang bersifat pribadi, dimana Ia pernah keguguran, kemudian menggunakan cara bayi tabung untuk mendapatkan kedua putrinya. Bahkan rasa ketidakberdayaannya ketika suaminya berkeinginan untuk menjadi kandidat presiden juga dipaparkan disini.
Foto : Dok. Pribadi
Pada mulanya, Michelle Obama dikenal di Chicago bagian selatan sebagai Michelle Robinson. Dia dibesarkan di sebuah rumah bungalow yang terbuat dari batu bata milik Robbie, bibi ibunya. Ketika tumbuh dewasa, ia melihat status Amerika Serikat yang kacau pada akhir 1960 di mana Kennedys meninggal dan Martin Luther King Jr dibunuh. Pemisahan rasial dan kesenjangan antara pusat kota Chicago dan wilayah bagian selatannya.
Di sisi lain, Michelle tetap positif dan terus mengejar hasratnya untuk belajar, piano, musik jazz, dan Stevie Wonder jauh sebelum dia bertemu Barack. Dia bahkan mulai belajar piano pada usia 4 tahun di pelajaran piano Robbie. Dia mengatakan bahwa dia belum pernah melihat piano yang sempurna dalam hidupnya selain kamar kecil Robbie yang jongkok. Resital Robbie di Roosevelt University di pusat kota Chicago membuatnya menyadari betapa banyak perbedaan yang ada di dunia. Ini mengajarkan kita untuk proaktif belajar dan mendapatkan pendidikan yang baik terlepas dari seberapa baik atau buruknya hal-hal di sekitar kita. Michelle terus mendapatkan pendidikan dengan bimbingan ibunya.
Ibu Michelle membantu dorogan dan membantunya unggul. Ibunya digambarkan tangguh dan memiliki harapan yang sangat tinggi untuk anak-anaknya. Di sisi lain, ayahnya didiagnosis menderita multiple sclerosis membuat tubuhnya perlahan memburuk. Dan beberapa kali di mana dia dan keluarganya datang mengunjungi beberapa teman keluarga di lingkungan yang didominasi kulit putih, mereka selalu kembali ke mobil mereka dan menemukan bahwa seseorang telah membuat luka yang dalam ke dalamnya.