Mohon tunggu...
Matthew Owen Van Fredlian
Matthew Owen Van Fredlian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Udayana

Saya merupakan seorang mahasiswa yang memiliki ketertarikan terhadap isu-isu sosial, khususnya hukum dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi 79 Tahun Kemerdekaan RI, Harapan untuk Masa Depan Negeri

18 Agustus 2024   22:21 Diperbarui: 26 Agustus 2024   22:17 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Indonesia merdeka bukan tujuan akhir kita. Indonesia merdeka hanya syarat untuk bisa mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat." - Mohammad Hatta

Dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia, kutipan dari Mohammad Hatta ini mengingatkan kita bahwa kemerdekaan sejati tidak hanya berhenti pada pembacaan teks proklamasi. Lebih dari itu, kemerdekaan sejati harus dipahami sebagai kondisi suatu negara ketika rakyatnya sudah bahagia dan sejahtera. 

Sehingga, peringatan HUT ke-79 RI ini menjadi suatu momentum bagi rakyat Indonesia untuk berefleksi tentang sejauh mana kita telah mencapai kebahagiaan dan kemakmuran yang disebutkan oleh Bung Hatta. Meskipun 79 tahun telah berlalu, bangsa ini masih menghadapi berbagai tantangan yang menghambat pencapaian kemerdekaan sejati tersebut.

Konflik dan ketidakadilan masih tampak jelas di depan mata, seperti kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat yang belum memperoleh keadilan, dibuktikan dengan Aksi Kamisan di depan Istana Merdeka yang masih menantikan kepastian dalam mencari keadilan. 

Ironi semakin tajam ketika kita membaca berita tentang seorang ojek online yang meninggal karena kelaparan, sementara di Ibu Kota Nusantara (IKN) tengah diadakan upacara dengan menaikkan anggaran sampai 87 milliar. 

Konflik agraria dan eksploitasi lingkungan secara masif (ecocide) juga masih marak terjadi di negeri ini, memperlihatkan bahwa kemerdekaan yang kita rayakan belum sepenuhnya membawa kebahagiaan dan kemakmuran yang diharapkan.

Saat ini, Indonesia sedang menghadapi tiga akar masalah yang menghambat kemajuan kita sebagai bangsa, yaitu ketidakadilan, kesewenang-wenangan, dan keserakahan.

Ketiga masalah ini saling terkait dan memperkuat satu sama lain, menciptakan lingkaran setan yang sulit diputuskan. Jika dibiarkan, pencapaian kemerdekaan sejati akan terhambat dan akan terus merusak tatanan sosial. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang serius dan berkelanjutan untuk mengatasi ketidakadilan, kesewenang-wenangan, dan keserakahan, demi mewujudkan Indonesia yang benar-benar merdeka.

 

Ketidakadilan

Ketidakadilan sosial masih menjadi momok yang menakutkan bagi rakyat Indonesia. Ketimpangan ekonomi yang semakin lebar, akses pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur yang belum merata, serta hukum yang tajam ke bawah namun tumpul ke atas, menunjukkan bahwa semangat keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia masih jauh dari amanat konstitusi. Maka, yang menjadi pertanyaan adalah, “Apakah Indonesia sudah benar-benar merdeka dan kemerdekaan tersebut dirasakan oleh seluruh rakyatnya? atau hanya dinikmati oleh segelintir orang saja?” 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun