Ketika Iyun meminta berhenti, dari balik kemudi, Nodi driver yang membawa kami sempat melirik ke arahku. Sepertinya ia pun ragu untuk berhenti ditempat itu. Tapi kami sama-sama paham sepertinya Iyun butuh berhenti, agar mabuknya tak semakin berat.
"Berhenti sebentar kita ya Nod" kataku.
"Iyolah Bang" kata Nodi, walau sedikit ragu ia menepikan mobilnya.
Iyun turun dari mobil dan langung selonjoran diatas aspal, sambil merentang-rentangkan kedua tangannya.
Syefti berdiri disebelahnya. "Wah dingin, seger ya disini" katanya sambil membuka tutup botol air mineral dan meneguknya.
Nodi tetap duduk dibalik kemudi, dan aku berjalan mengelilingi mobil sambil mengawasi suasana sekitar. "Wahai penghuni alam disini, permisi, kami disini bukan untuk mengganggumu, hanya numpang istirahat sejenak, mari hidup damai dan berdampingan, walau kita beda alam beda cara, dan beda bentuk, toh kita sama-sama makhluk Tuhan" ucapku dalam hati.
"Masih jauh perjalanakan kita Bang?" tanya Syefti.
"Bentar lagi nyampai. Makanya, jangan lama-lama ya, cukup tiga menit aja ya, suasana disini kurang kondusif. Tempat kita ini koridor satwa" kataku.
"Iya bang, iya bang" Iyun yang basicnya anak MAPALA sepertinya cukup paham dan segera bangkit.
Sementara Syefti, yang secara, hidup dari kota ke kota, mulai Padang, Jogja, Bulian (eh.. betewe Bulian tuh kota juga kan?! Kota Kabupaten kan hihi....) lurus-lurus aja. "Bentar amat berhentinya, padahal disini enak, sejuk" katanya.