"Malam itu anjing-anjing kami terus menggonggong, tapi tak juga berani bergerak apalagi mengejar obyek yang dilihatnya. Saya memantau dari atas pondok, ternyata seekor harimau masuk kebun kami" kata Rasyid petani di Desa Renah Alai Merangin, Jambi.
-o0o-
Iyun, rekan kerja baruku sedari tadi mengeluh. "Kepalaku pusing, perutku mual seperti ingin muntah" katanya.
"Katanya anggota Kelompok Pencinta Alam, masak baru naik mobil kurang dari delapan jam aja sudah mabuk. Padahal perjalanan kita ini menuju ke Gunung tertinggi kedua di Sumatera loh, harusnya ini perjalanan yang menarik" godaku.
"Bukan Pencinta Alam, Mencintai Alam Bang" sahutnya. "Iyun memang kalau jalan jauah-jauah acok mabuak. Tapi kalau, jalan kaki kuek bang. Iyun pernah jalan kaki tigo hari tigo malam, dari Paninggahan ka Lubuk Minturun"Â katanya sedikit nyombong.
Lain Iyun, lain pula Syefti. Rekan kerja yang masuk bareng Iyun tersebut, sedari tadi senyam senyum memperhatikan Iyun yang lagi gelisah mabuk darat, sambil terus bersenandung. Apapun lagu yang mengalun dari tape mobil yang kami kendarai, selalu saja ia bisa mengikuti setiap bait dan liriknya.
"Sobat Peterpan rupanya kamu ya" kataku saat Syefti mengikuti lirik lagu Taman Langit milik Peterpan. "Tapi eh, kok kamu tahu lagu-lagu album studio pertama Peterpan, padahal lagu ini diluncurkan kamu masih SD kan. Uoowh... atau karena kamu pasti ngefans Ariel yang ganteng itu ya, jadi kami cari tahu semuanya."
"Sebenarnya aku sobat Ambyar Bang" katanya sambal tutup mulut menahan tawa. "Tapi kalau lagu Peterpan tahu lah bang, soalnya abangku dulu hampir tiap hari muterin lagu itu. Jadi aku cukup hafal dengan lagu-lagu itu."
"Kamu nggak ikutan mabuk kayak Iyun Syef"
"Nggak lah bang, aku kan terbiasa melakukan perjalanan yang jauh. Bahkan kalau dimobil aku terbiasa melek, soalnya menemani Papa mengemudi agar tidak ngantuk. Perjalanan yang kami lalui pun tidak sebentar, dari Jambi sampai Pesisir Selatan, bisa lebih dari 12 jam" katanya.