Mohon tunggu...
Fredi Yusuf
Fredi Yusuf Mohon Tunggu... Insinyur - ide itu sering kali datang tiba-tiba dan tanpa diduga

selalu bingung kalo ditanya, "aslinya orang mana?".

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Belajar Pemetaan Partisipatif dari Kawan-Kawan Penggiat Lingkungan di Congo

11 Desember 2015   16:26 Diperbarui: 26 Februari 2016   09:12 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tim Conggo awalnya sangat kaget melihat masyarakat Simancuang yang begitu aktif menjelaskan semua hal tentang wilayahnya. Sedangkan WARSI sebagai pendamping tidak banyak bicara, seolah tidak bekerja. Sedangkan ditempat lain biasanya NGO-nya yang banyak bicara, dan masyarakat biasanya hanya jadi pendengar setia.

“Saya tahu dengan akses yang baik, ada listrik, sekolah dan puskesmas, Simancuang jauh lebih maju dari desa-desa kami di Congo, yang sulit di akses, tak ada listrik, tak ada sarana kesehatan dan banyak yang buta huruf. Tapi dengan masyarakat yang sangat aktif dan fasih sekali menjelaskan tentang semua hal mengenai pengelolaan sumber daya alam, saya benar-benar kagum” ujar Jean Paul.

Menanggapi hal tersebut Rainal menjawab, bahwa itulah proses yang terus dibangun oleh WARSI. Masyarakat harus kuat dan paham betul mengenai apa yang harus mereka lakukan untuk mengelola sumber daya alam. Sehingga pada saatnya nanti, ketika WARSI tak bisa lagi bekerja untuk mereka, masyarakat sudah kuat, dan siap berjuang secara mandiri tanpa harus tergantung pada siapapun.

Disela-sela berbagi pengalaman serius kami pun menyempatkan diri untuk bertanding bola antar Negara, bersama masyarakat Simancuang. Selain itu tentu saja kami menyempatkan diri untuk selfie, yang ternyata mereka pun sangat doyan selfie hehehe…

[caption caption="Selfie bareng kawan-kawan dari Congo di Hutan Simancuang"]

[/caption]

Serta tak lupa kamipun belajar bahasa masing-masing. Jadi ketika mereka berujar, selamat pagi, terima kasih dan sampai jumpa, kami pun bisa menjawab dengan kata bounjour, merci, dan au revoir.

Akhirnya, Adie du Amoung Simancuang…!

[caption caption="Kawan-kawan yang doyan selfie di Jorong Simancuang hehe..."]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun