Mohon tunggu...
Frederikus Fahik
Frederikus Fahik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Futsal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hidup bahagia dengan melakukan Firman Tuhan

20 April 2023   08:19 Diperbarui: 20 April 2023   09:28 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

 Lukas 11:27-28

Berbicara mengenai kebahagiaan, setiap orang mempunyai pendapat dan caranya masing-masing. Untuk itu, kebahagiaan tidak dapat dijelaskan lewat kata-kata, tetapi harus dialami untuk dapat memahaminya.

Pertanyaannya, apa yang menjadi pokok dasar kebahagiaan bagi setiap orang?

Mungkin ada orang yang secara spontan mengatakan: saya bahagia kalau punya banyak uang, bisa makan yang enak, atau punya pasangan yang keren atau mungkin ada yang berpendapat bahwa kebahagiaan dicapai dengan kedudukan dan pendidikan yang tinggi, kesehatan yang prima, dan penampilan yang OK. Setidak-tidaknya itulah gambaran yang umum dipropagandakan melalui iklan dan film-film di televisi. Benarkah kebahagiaan dapat dicapai dengan hal-hal tersebut? Atau dengan tanpa perjuangan kebahagiaan tetap akan ada?

Dalam bacaan Injil hari ini Yesus menggambarkan tentang kebahagiaan menjadi sukacita hidup, dimana ketika Yesus berbicara di depan banyak orang merupakan bagian dari fondasi yang menguatkan, karena Yesus mengajarkan, biarkan perkataan itu menyembuhkan bukannya melukai. Kehadiran Yesus seperti magnet yang selalu menarik perhatian banyak orang, namun tidak semua orang dapat menerima kehadiran Yesus secara baik. Baik itu karena Ia mempunyai pengajaran yang sangat bijak dan penuh kekuasaan, yang tidak bisa dimiliki oleh orang lain.

Ketika Yesus sedang berbicara di depan orang banyak itu, ada seorang wanita yang melemparkan sebuah pujian pada Yesus, "katanya "Berbahagialah ibu yang mengandung Engkau dan menyusui Engkau". Wanita itu berkata seperti itu karena Ia merasa bahwa ibu Yesus akan menjadi wanita yang berbahagia karena ia telah menjadi ibu sang Mesias yaitu Yesus sendiri. Tetapi Yesus berkata pula kepada wanita itu bahwa yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Sabda Allah dan yang memeliharanya. Yesus bukan menolak pujian dari wanita itu, melainkan hanya hendak mengajarkan kepadanya dan kepada orang-orang lain yang telah mendengarkan pujian itu,bahwa ketaatan dan kesalehan terhadap Allah yang memang nyata terlihat pada Maria, ibu Yesus jauh lebih mulia dan bernilai daripada martabat menjadi ibu Yesus sendiri. Wanita itu memuji maria bukan karena ketaatan dan kesalehan maria, melainkan ia memuji Maria karena ia melihat identitas Maria sebagai ibu Yesus. Sehingga Yesus membenarkan perkataan itu tersebut.

Saudara-saudara ku yang di kasihi Tuhan, Apa yang dikatakan oleh Yesus jelas memberikan salah-satu makna baru bagi kita yang selalu setia mengimani-nya. Tuhan Yesus sudah menegaskan pada kita bahwa yang berbahagia adalah pelaku-pelaku Firman. Orang berbahagia adalah orang yang mempunyai waktu untuk mendengarkan dan merenungkan Firman Tuhan, dan menjadikan Firman itu sebagai dasar dalam kehidupan. Kita sebagai iman katolik seringkali kita sudah mengikuti perayaan Ekaristi dan seringkali mendengar bacaan-bacaan tersebut.

Lalu bagaimana kita lalukan dan menumbuhkan kebahagiaan itu?

Hal yang perlu kita lakukan dalam keluarga atau komunitas adalah:

  • Pertama-tama harus ada
  • Keakraban
  • Ada Keterbukaan
  • Ada Toleransi
  • Ada Pengertian
  • Dan yang terakhir adalah saling menghormati

Kita sebagai anggota keluarga atau komunitas perlu kita mencuri waktu kosong untuk berkumpul bersama. Yakni: rekreasi bersama, opus bersama, olaraga bersama, dll. Karena dengan kebersamaan kita sebagai anggota keluarga/komunitas Akan saling mengetahui tingkah laku dan kelebihan kekurangan masing-masing tiap pribadi. Sehingga kita dapat meneriman dan melengkapi satu Sama lain antara sesama. Dengan itu kita dapat membangun kebahagiaan dalam kehidupan kita.

Feder ED

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun