Mohon tunggu...
Frederik Sarira
Frederik Sarira Mohon Tunggu... Konsultan - Anak rantau

Lumayan suka menulis sebenarnya tapi masih berjuang mengalahkan rasa malas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memproklamirkan Kabar Baik

20 Agustus 2019   18:46 Diperbarui: 22 Agustus 2019   14:58 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibadah perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-47 berlangsung cukup meriah pada hari Sabtu tanggal 17 Agustus 2019 pukul 09.00-10.30 WIB di Gereja Toraja Jemaat Kota, Klasis Pulau Jawa yang terletak di daerah Kelapa Gading Jakarta Utara. 

Dekorasi ruangan yang identik dengan nuansa Merah Putih menambah semarak perayaan ibadah dan seakan membakar nasionalisme jemaat. Sepanjang ibadah, jemaat yang hadir kira-kira berjumlah 100-an orang begitu larut dalam sukacita perayaan ini.

Foto Arsip Kegiatan
Foto Arsip Kegiatan
Memproklamirkan Kabar Baik (bahasa Toraja; Umpa'peissanan Kareba Kaparannuan) adalah tema ibadah Perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-47 dalam  lingkup Gereja Toraja baik di Indonesia maupun di luar negeri yang disimpulkan dari kitab Yesaya 61:1-11).

Pdt. Yoel Tangkedatu selaku pemimpin ibadah memulai khotbahnya dengan mengatakan bahwa dalam alinea ke tiga Pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaanya". 

Ini menjadi pengakuan bahwa kemerdekaan bagi bangsa ini diperoleh lewat campur tangan Tuhan Yang Maha Kuasa melalui perjuangan para pahlawan bangsa yang tidak sedikit bahkan mengorbankan nyawanya.

Foto Arsip Kegiatan
Foto Arsip Kegiatan
Dikaitkan dengan bacaan dari Yesaya 61:1-11, Pdt. Yoel Tangkedatu menyampaikan bahwa pasal ini mengisahkan Yesaya yang dipilih Allah untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang Yahudi yang pulang dari pembuangan di Babel dan akan membangun Bait Suci.

Namun proses pembangunannya tidak lancar karena masing-masing mengupayakan pembangunan rumah mereka sendiri (khususnya bagi golongan kaya) sedangkan bagi yang miskin tidak bisa berbuat apa-apa ditambah keadaan  yang serba sulit saat itu. 

Dalam kondisi sengsara, remuk hati, tertawan, terkurung dan berkabung, Yesaya hadir untuk memberikan kabar baik kepada mereka yang tidak berdaya ini bahwa ada Allah sebagai pribadi yang siap membantu mereka yang percaya kepada-Nya.

Kondisi yang dihadapi Yesaya saat itu tidak jauh berbeda dengan kondisi yang kita hadapi saat ini dimana ketimpangan dalam berbagai hal terjadi di sekitar kita seperti ketimpangan politik, hukum, sosial, ekonomi, budaya dan lain sebagainya. 

Tidak sedikit dari saudara-saudara kita menderita, tertindas dan frustasi akibat ketimpangan ini. Kita selaku orang percaya diharapkan untuk menjadi "penyampai kabar baik" bagi mereka. Sudahkah atau siapkah kita mengambil peran menjadi penyampai kabar baik bagi mereka yang menderita ini?.

Foto Arsip Kegiatan
Foto Arsip Kegiatan
Dalam konteks global dan regional, Indonesia telah mengambil peran ini dengan turut serta terlibat langsung dalam aksi-aksi perdamaian dunia. Hal ini dibuktikan dengan kegiatan rutin pemerintah kita mengirim Pasukan Perdamaian di bawah komando Perserikatan Bangsa-Bangsa dan upaya-upaya lain yang pada intinya menyerukan dan mengupayakan perdamaian.

Perayaan ini juga diisi oleh duet dari Pdt. Hardianus Bela, S.Th. dan Ibu Monica Kadang membawakan salah satu lagu nasional yang berjudul Indonesia Pusaka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun