Pada hari Minggu, 14 Oktober 2018 saya melakukan kunjungan ke Museum Sumpah Pemuda yang berlokasi di Jalan Kramat Raya No. 106, RT.2/RW.9, Kwitang, Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10420. Saya melakukan kunjungan bersama 6 teman lain yaitu, Â Anastasia Chua, Gennifer Samuelak, Allysa Totong, Sheryn Meivy, Chindia, dan Nadya Josephine.
Ketika kami sampai disana, tepat sekali museum hampir tutup karena sudah pukul 16.00. Akan tetapi, akhirnya kami diperbolehkan masuk. Kebetulan ada paskibra yang sedang latihan di halaman museum.Â
Kami membeli tiket dengan membayar Rp 2000 untuk pelajar lokal dan Rp 10.000 untuk mancanegara. Suasana museum seperti rumah dengan bergaya kuno. Di depan gedung kami disambut dengan 2 patung tokoh yaitu, Muhammad Yamin dan R. Katja Soengkana.
Sejarah-sejarah mengenai lagu Indonesia Raya juga dijelaskan. Terdapat juga ukiran besar mengenai isi sumpah pemuda. Selain itu, saat itu terdapat pula pameran mengenai Menteri Pendidikan pertama di Indonesia.
Pada awal abad ke-20, awalnya museum itu merupakan rumah tinggal milik Sie Kong Liang. Sejak 1908, museum yang juga dikenal dengan nama Gedung Kramat 106 ini disewa pelajar Stovia (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) dan RHS (Rechts Hooge School) sebagai tempat tinggal dan belajar atau yang dikenal dengan nama Commensalen Huis.
Pada tanggal 3 April 1973, Gedung Kramat 106 dipugar Pemda DKI Jakarta hingga 20 Mei 1973. Gedung Kramat 106 kemudian dijadikan museum dengan nama Gedung Sumpah Pemuda. Peresmiannya dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973. Pada 20 Mei 1974 Gedung Sumpah Pemuda kembali diresmikan oleh Presiden RI kala itu, Soeharto.
Merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan dapat berkunjung ke Museum Sumpah Pemuda ini. Saya pribadi mendapat banyak pengalaman dan pengetahuan berharga. Dari penalaman ini saya belajar untuk tidak melupakan begitu saja perjuangan bangsa, selain itu semangat persatuan juga patut dijunjung tinggi.Â
Melalui tulisan ini, sebagai generasi muda saya mengajak teman-teman lain untuk menjaga persatuan yang sudah dipupuk sejak lama, janganlah hal ini menjadi bilang begitu saja.Tak lupa pada akhir kunjungan, kami menuliskan pesan dan kesan di akhir kunjungan kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H