Menurut John Pavlik, sang figur “jurnalistik masa depan”, menulis dalam buku Journalism and New Media (2001) menyebutkan bahwa media baru membawa perubahan dalam 4 sisi.
Sisi pertama adalah perubahan isi berita sebagai hasil dari konvergensi teknologi. Sisi kedua, cara jurnalis bekerja dan perubahan perangkat kerja di dunia digital. Ketiga adalah struktur dari ruang redaksi secara virtual. Dan terakhir adalah media baru mengubah tatanan antara organisasi media, jurnalis dengan publik, audiens, pengiklan, pemerintah, dan sebagainya
Memasuki abad ke-21, ada 4 tantangan bagi industri media, yaitu masalah finansial, kredibilitas lembaga, kualitas produk jurnalistik, dan perkembangan media baru.
Dengan hadirnya internet yang mempermudah pencarian berita atau informasi, masyarakat akan semakin gemar menggunakan internet. Pihak periklanan akan melihat bahwa media digital online dengan pengguna sebanyak itu akan menjadi “lahan basah” untuk mempromosikan produk-produk terbaru. Dengan begitu, pihak media pun akan diuntungkan.
Untuk masa depan dunia jurnalistik, perusahaan media yang "melebarkan sayap" ke ranah digital merupakan keputusan yang sangat tepat. Melalui media digital, perusahaan media dapat menerbitkan berita yang sesuai dengan berbagai golongan usia. Generasi muda yang sangat akrab dengan media sosial akan mudah dijangkau.
Hal itu dipertegas dengan data dari riset AC Nielsen, bahwa pembaca media cetak selama 4 tahun terakhir turun menjadi 4,5 juta orang, sedangkan pembaca media online semakin "meroket" di angka 6 juta orang. Berbagai kemudahan di media digital menjadi suatu keunggulan untuk mendapatkan informasi dibandingkan dengan media cetak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H