Sentiimentil Terhadap Isu Wisata Halal Danau Toba
By Freddy AS
Beberapa waktu belakangan ini, ada isu yang beredar di berbagai media baik itu media sosial maupun media elektronik nasional dan ternama. Menanggapi isu itu, berbagai kalangan masyarakat dari lapisan yang berbeda menuai protes dan ada juga yang pro. Isu ini telah melahirkan pro dan kontra dikalangan masyrakat secara khusus masyrakat yang tinggal di sekitaran Danau Toba. Benar atau tidaknya, serius atau tidaknya pemerintah dalam menanggapi statement tersebut tapi sudah melahirkan kontroversi.
Dasar menjadikan Wisata Halal di Danau Toba selayaknya harus disampaikan secara gamblang dan jelas agar masyrakat dapat menilai. Danau Toba merupakan danau terluas di Indonesia dan di Asia Tenggara. Secara geografis Danau Toba terletak di Sumatera bagian Utara tepatnya daerah Tapanuli Utara. Beberapa daerah yang terletak di Danau Toba seperti Balige, Porsea, Siborong-borong, Tarutung dan Pematangsiantar. Uniknya terdapat pulau kecil di tengah Danau Toba yaitu Samosir. Sedikit naik ke Selatan Tarutung akan ditemui perbatasan antara Tapanuli Selatan dan Tapanuli Utara.
Selain kedua daerah itu, Danau toba juga dikelilingi sebagian wilayah kabupaten Simalungun. Dari kedua Kabupaten besar tersebut, Tapanuli Utara dan Simalungun, keindahan Danau Toba sudah terlihat dari berbagai daerah tersebut. Bahkan beberapa daerah di sana menjadikan sebagian "air" Danau Toba sebagai tempat Wisata. Seperti wisata Batu Hoda (Tiga Ras- Simalungun), Bukit Simarjarunjung (Tiga Ras - Simalungun), dan beberapa tempat lainnya.
Potensi menjadikan Danau Toba menjadi Ikon Parawisata Sumatera Utara sangatlah tepat. Keindahan alamnya sangat menakjubkan bahkan menjadi salah satu keajaiban dunia. Namun, potensi itu harus terus diimporvisasi dengan kebijakan-kebijakan dan strategi pemerintah. Baik itu pemerintah pusat dalam hal ini, Kementerian Pariwisata dan pemerintah provinsi, dalam hal ini Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara. Sangat mungkin menjadikan Danau Toba, menjadi Monaco nya Indonesia. Untuk mewujudkan itu, masyarakat butuh kebijakan-kebijakan unggul dari pemerintah.
Ada banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menjadikan Danau Toba menjadi destinasi wisata unggul. Faktor Infrastruktur dan Suprastruktur, Human, dan pembangunan daerah termasuk di dalam nya pertanian dalam arti luas. Kemudian diikutin promosi di media lokal, nasional, dan internasional dengan mengangkat tema Kebudayaan Lokal setempat sebagai nyawa parawisata suatu daerah.
Faktor-faktor tersebut adalah hal yang utama diperhatikan dan dibangun untuk mencapai tujuan dalam meningkatkan potensi Danau Toba. Â Faktor infrastruktur seperti pembangunan jalan masih belum maksimal. Harusnya setiap jalan yang menuju Danau Toba sudah memadai. Tapi nyatanya, masih banyak jalan berlubang bahkan di beberapa sudut jalan sekitaran Danau Toba. Ketika infrastruktur menuju Danau Toba mudah maka seiring dengan berjalannya waktu, investasi akan meningkat. Pembangunan hotel, mall, perkantoran dan lain-lain di daerah sekitar Danau Toba akan tumbuh. Â Telah dimulai dengan adanya pembangunan jalan Tol dari Medan menuju Tebing Tinggi, dan akan diteruskan menuju Danau Toba (Infonya). Ini menjadi potensi yang sangat besar untuk menyerap wisatawan lokal dan asing.Â
Tak hanya faktor infrastuktur, masyarakat sekitar juga menjadi faktor penentu keberhasilan menjadikan Danau Toba sebagai destinasi wisata unggul. Keterbukaan akan pola berpikir dan berperilaku masyarakat setempat harus terus dibangun. Kenyamanan dan kemudahan wisatawan melalui penyambutan dan pelayanan harus terus ditingkatkan. Penyambutan yang dimaksud adalah keramah-tamahan, akses menuju wisata yang mudah, transportasi memadai dan tertib, serta kesiapan penginapan atau tempat singgah. Pelayanan yang dimaksud adalah kemudahan wisatawan dalam ber-doa/ibadah, tidak adanya pungutan liar, dan transportasi yang aman dan nyaman, misalnya pelayanan dalam kapal penyebrangan, dan kenyamanan bus serta harganya terjangkau.
Faktor lain yaitu, perkembangan daerah pertanian secara arti luas. Pertanian yang terintegrasi juga dapat mempengaruhi kemajuan wisata Danau Toba. Ketersedian sayuran, buah buahan, ikan dan daging segar menjadi salah satu bentuk pelayanan. Beberapa daerah strategis yang dapat menunjang itu adalah Berastagi, Pematang Raya, Kabanjahe, Seribu Dolok dan daerah lainnya di Simalungun dan sebagian Tarutung. Jika memungkinkan, paralel dengan pembenahan daerah lokasi wisata danau perlu ditata juga potensi Agrowisata di daerah di atas. Sehingga wisatawan yang datang tidak hanya menikmati Danau, tetapi juga dapat menikmati potensi alam lainnya di daerah tetangga Danau Toba.
Dan kembali lagi, infrastruktur menuju daerah daerah tersebut harus dibenahi. Kita dapat meniru Lombok dan Bali dalam hal ini, yang mana sudah menjadi Destinasi Wisata yang sudah Go Internasional.
Dasar-dasar inilah yang harus kita benahi bersama untuk menjadikan Danau Toba sebagai Destinasi Wisata Unggul. Wisata Halal Danau Toba perlu kajian yang sangat mendalam untuk menjadikan Danau Toba sebagai Destinasi Wisata Unggul. Hubungan antara Halal dengan Parawisata perlu dikaji secara antropologis dan penelitian lebih lanjut. Keberagaman masyarakat di sekiatar Danau Toba sudah terjadi sejak dahulu. Ke-Halal-an seperti apa yang dimaksud untuk memajukan Danau Toba?. Bukankah sudah ada sejak beratus tahun yang lalu kemajukan di daerah tersebut?. Ke-halal-an dalam bentuk makanan, beribadah, atau yang lainnya?. Jika kemudahan untuk memperoleh makanan halal sampai saat ini tetap berjalan dengan baik. Kemudahan untuk beribadah dapat dinikmati hampir disetiap daerah.Â