Mohon tunggu...
Freddy
Freddy Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan Bisnis - Pembicara - Penulis - Aktifis

Better is not enough. The best is yet to come

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Prabowo, Sang Patriot yang Sudah Selesai dengan Dirinya Sendiri

20 Desember 2023   21:36 Diperbarui: 21 Desember 2023   11:57 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Kompas.com 

Jika sudah berhasil mengembalikan hak-hak Warga Negara Indonesia, kemudian Tuhan memanggil saya, saya akan pergi dengan tersenyum : Prabowo Subianto

Seorang sahabat saya tiba-tiba mengirimkan teks WA kepada saya setelah selesai Acara Debat Capres putaran pertama. Isi nya : "Prabowo mengaku tidak haus kekuasaan tapi berkali-kali maju dalam Pilpres dan berkali-kali gagal, kemudian sekarang maju Pilpres lagi. Kalau bukan haus kekuasaan, apa namanya?".

Bagi saya pribadi : tidak ada yang salah dengan haus kekuasaan. Terlebih dari seseorang yang memiliki kemampuan dan cita-cita yang tinggi. Dan saya salah satu orang yang juga ingin berkuasa. Selama saya bekerja, saya tidak puas hanya menjadi seorang staf, saya ingin memimpin. Oleh karena itu saya harus berkuasa dengan memiliki jabatan yang tinggi agar saya bisa memimpin. Demikian juga dengan dalam berorganisasi, saya tidak mau menjadi anggota. Saya ingin menjadi pemimpin dalam organisasi apapun juga.

Mengapa? Karena saya tahu kapasitas diri saya untuk memimpin. Karena saya tahu apa yang harus saya lakukan saat saya memimpin. Dan semua ini karena saya sangat ingin berprestasi. Oleh sebab itu saya harus memimpin, harus berkuasa. Ambisi besar dong? Ya, benar. Tidak ada yang salah dengan ambisi besar, sepanjang kita tahu kapasitas, kemampuan diri dan kita tahu apa yang harus kita capai dengan kekuasaan (jabatan) di tangan kita.

Yang salah bukan haus kekuasaan nya. Yang salah bukan ambisi besarnya. Yang salah itu kalau ingin meraih kekuasaan hanya karena nafsu ingin terkenal tanpa diimbangi dengan kemampuan. Yang salah itu kalau ingin meraih kekuasaan hanya karena ingin memperkaya diri sendiri dan kroni-kroni nya. Yang salah itu kalau ingin meraih kekuasaan hanya karena ingin memenuhi ego pribadi nya yang sama sekali tidak mampu memberikan manfaat bagi orang banyak melalui kekuasaan di tangan nya.

Bagaimana dengan Prabowo ?

Kalau kita bicara kemampuan, kita bisa melihat rekam jejak seorang Prabowo. Saat berkarir di militer, dalam usia 47 tahun Prabowo telah duduk di posisi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat yang ke-22. Prabowo mengakhiri karir di militer dengan pangkat Letnan Jendral pada Tahun 1998. Prabowo mengawali karir nya di militer pada Tahun 1974 saat dirinya berusia 23 tahun. Pada Tahun 1978, tepatnya 4 tahun kemudian, Prabowo telah memperoleh Pangkat Letnan Satu.

Karir militer Prabowo terus meningkat, dan Prabowo mendapatkan semua promosi jabatannya tanpa mengandalkan nama orang tua. Kalau hanya mengandalkan nama orang tua, Prabowo tidak mungkin dikirim berperang ke Timor Timur. Kalau hanya mengandalkan nama orang tua, Prabowo tidak perlu bersusah payah ikut latihan hingga menyebabkan cedera di kaki nya. Kalau hanya ingin mengandalkan nama orang tua, bahkan seorang Prabowo tidak perlu terjun ke dunia militer yang beresiko nyawa.

Dari riwayat militer Prabowo, jelas Prabowo punya kemampuan yang baik, punya kapasilitas dalam memimpin dan sudah pasti Prabowo berjiwa patriot. Prabowo, juga prajurit-prajurit TNI lain, tidak gentar menyerahkan nyawa mereka demi menjaga keutuhan negara. Tanpa mengecilkan profesi lain yang juga memiliki jiwa nasionalisme dan patriotik yang tinggi, seseorang yang masuk menjadi tentara sadar bahwa nyawa mereka harganya tidak semahal keutuhan, persatuan dan kesatuan NKRI. Terus terang saya sangat miris mendengar ucapan politikus yang dengan begitu mudah menyerang kehormatan seorang patriot seperti Prabowo. Apalagi ucapan itu keluar dari mulut seseorang yang karir politiknya diperoleh atas jasa dari Prabowo.

Usaha dipersulit karena posisi pebisnis sebagai oposisi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun