Mohon tunggu...
freddie manike
freddie manike Mohon Tunggu... Guru - Fredi Manik, S.Pd

KATEKIS MODERAT

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Siswa yang Terlupakan Sejak Pendemi Covid-19 ( Fiktif)

27 November 2021   21:45 Diperbarui: 27 November 2021   22:00 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SISWA YANG TERLUPAKAN

(oleh : Fredi Manik, S.Pd)

Ini kisahku bersama salah satu siswa yang terlupakan yang bagi saya dia adalah siswa yang baik dan sangat berbudi luhur. Memang dia siswa yang akhir-akhir ini  selalu  bermasalah di sekolah ini,  baik  menyangkut akademik dan sikap pada saat pembelajaran daring. Peristiwa ini terjadi saat  pendemi covid 19. Semua  terjadi begitu  cepat  dan berubah selama pendemi  covid 19.  Namanya adalah  Mawar.

Mawar adalah salah satu  siswa kelas 10  di Sekolah yang memiliki akreditasi  predikat "Unggul". Mawar sesungguhnya adalah siswa yang sangat diunggulkan dalam kelasnya sebelum  pembelajaran daring. Mawar siswa yang rajin ke sekolah,  selalu mengenakans seragama lengkap, mengumpulkan nilai  tepat waktu, rajin bertanya dan menjawab saat pembelajaran di kelas, dan siswa yang  ramah dan sangat  berempati kepada teman-teman satu kelasnya.

 Seperti yang kita  ketahui bersama dampak dari  pendemi covid 19 ini tidak hanya   membuat sistem pembelajaran di Indonesia yang selama ini berjalan secara luring  mejadi pembelajaran dalam jaringan (daring),  tetapi  juga merenggut banyak  nyawa manusia.  Demikianlah yang dialami oleh siswi saya si Mawar.  Sejak pendemi covid 19 ini,  virus ini  telah  merenggut nyawa kedua orang tuanya  untuk selamanya  dan mengharuskan dia tinggal bersama  pamannya,  satu-satu keluarga  yang dia miliki walau dia tau bahwa pamannya  yang dengan terpaksa  menerimanya.

Semua berawal dari sini, sejak kepergian kedua orang tuanya bersamaan membuat  mawar jatuh terpuruk dan telah  merenggut semangat  hidupnya dan juga semangat belajarnya. Mawar juga tidak  pernah cerita kepada teman-temannya dan juga kepada gurunya. Dia  berharap semua berjalan seperti biasanya. Setiap pagi dia mencoba  mengikuti pertemuan siswa dan wali kelas melalui aplikasi ZOOM, mengikuti  pembelajaran bersama para guru, mengumpulkan tugas tepat waktu, mengikuti penilaian harian,  tetapi  semuanya itu tidak mudah, karena ia  tinggal bukan lagi bersama kedua orang tuanya  yang sangat menyanyanginya melainkan  bersama Paman  yang kurang  peduli  dengan situasi si Mawar.

Sehingga  pada akhirnya  selama pembelajaran daring, si  Mawar  jarang mengikuti pembelajaran,  hampir  tidak pernah  mengikuti  pertemuan dengan wali kelas,  tidak mengumpulkan tugas tepat waktu dan juga tidak mengikuti penilaian harian. Semuanya ini kaerna si Mawar harus membantu Pamannya ke kebun sawit setiap hari  dari pagi sampai sore.

Saya  sebagai  wali kelasnya  mendapatkan laporan  dari para   guru mapel bahwa tidak pernah  membalas  Wa dari gurunya, sudah berulang kali di telepon tidak aktif juga tidak diangkat, begitu juga dari teman  sekelasnya. Teman-teman sekelasnya  mengatakan dibaca saja tidak isi chat teman-temannya,  padahal  teman-temannya sebenarnya ingin sekali  membantu dia.  Tetapi karena  chat  Wa  Bapak dan ibu guru serta  teman-temannya  tidak dibalas membuat merasa kurang dihargai dan teman-teman mengecap si Mawar siswa yang malas,  siswa yang lambat.

Saat penerimaan raport  penilaian tengah semester  tanpa sengaja Mawar menerima chat Wa dari salah satu temannya bahwa dia diberi lebel siswa yang malas dan lambat, bahkan dari sahabatnya sendiri mengatakan hal yang sama,  hal demkikian membuat  si Mawar sakit hati,  hati terasa hancur padahal sebenarnya dia ingin  bercerita dengan teman-teman sekelasnya  apa yang dialami selama ini,  karena pada saat ini dia mendapat  kesempatan unuk belajar secara daring dari Pamannya.

Bukan suatu kebetulan Mawar menelepon saya dan menceritakan semuanya termasuk bagaimana dia sudah cerita kepada Pamannya untuk memberikan dukungan agar diijinkan sekolah dari jam 07 samapai jam 13 siang.  Setelah itu dia akan melanjutkan membantu Pamannya di kebun,  tetapi Pamannya diam saja  dan tidak penah bicara berkaitan  dengan  kegiatan  Sekolah. Setelah sekian lama bercerita saya tanya mawar kenapa selama  ini tidak cerita kepada kami para gurumu, sehingga kami bisa tau kesulitanmu, dan  mencari solusinya,  tetapi Mawar diam saja sambal tertawa. Pada sat itu juga saya sebagai wali kelasnya sangat terpukul dan sedih.  Saya tertunduk malu dan merasa sebagai wali kelas yang gagal, dan tidak berguna.  Saya bertanya kepada diri saya,   apa yang sudah saya lakukan untuk anak ini? Kenapa saya tidak melakukan visitasi, mungkin dengan begitu saya tau betul kesulitan anak ini? Mengapa  juga saya tidak  menelepon  orang tuanya,  bisa saja tau awal permasalahannya? Dalam pikiranku  tersirat anak ini terlupakan oleh  bapak dan ibu gurunya.  Kasihan kamu nak,  kanapa kami sampai melupakan  kamu? Kami hanya ingat   siswa-siswi yang aktif  dan hanya peduli pada siswa yang selalau hadir  saat pembelajarna daring.  Bukan seperti ini yang saya harapkan ,  saya tau ini salah, tetapi kenapa  bisa  terlupakan! Malah saya sebagai wali kelas mu juga ikut didalamnya  mengecap kamu sebagai siswa yang malas dan lambat. 

Diakhir  teleponan saya  mengatakan kepada anak ini,  nak  bapak minta maaf ya nak. Maafkan  saya nak  sebagai wali kelasmu seharusnya bisa menjadi orang tua mu di Sekolah ini. Seharusnya Bapak  bisa menghadirkan kasih sayang dari orang tuamu yang tidak ada lagi bersamamu. Dari awal  semester ganjil  sewaktu pembelajaran luring, Bapak lihat kamu siswa yang  luar biasa, Bapak dan ibu gurumu sangat sayang kepada kamu kaerna kamu siswa yang unggul dan baik  tetapi sejak pendem  ini semuanya  hilang dan terlupakan begitu saja.  Tetapi  si Mawar  mengatakan :  tidak apa-apa  Pak,  ini juga salah saya karena dari awal tidak  bercerita kepada Bapak dan ibu guru lainnya tentang situasi saya.  Saya hanya ingin semuanya baik-baik saja ( Everything  will be okey).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun