Mohon tunggu...
Fransisca DianaPutri
Fransisca DianaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa Universitas Negeri Surabaya, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transformasi Pelayanan Publik di Surabaya: Jejak Kepemimpinan Ibu Tri Rismaharani

16 Mei 2024   20:15 Diperbarui: 16 Mei 2024   20:58 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:https://surabaya.jatimnetwork.com

Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan serta kepentingan masyarakat, yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik, yang dapat berupa barang, jasa, dan pelayanan administratif yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Penyelenggara pelayanan publik mencakup institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang, dan badan hukum lain yang dibentuk untuk kegiatan pelayanan publik. Tujuan utamanya adalah efisiensi, efektivitas, dan kepuasan masyarakat. Pelayanan publik di Surabaya mengalami perubahan sejak era kepemimpinan Bu Risma sebagai Walikota Surabaya. 

Tri Rismaharini atau lebih akrab disapa Bu Risma merupakan politikus dan pemerintah Indonesia yang pernah menjabat sebagai Walikota Surabaya selama dua periode, tepatnya pada tahun 2010 - 2015 dan tahun 2015 - 2020. Tri Rismaharini terpilih kembali menjadi Wali Kota Surabaya untuk periode kedua dari 2015 hingga 2020, membuktikan bahwa dia mampu menjadi pemimpin yang baik bagi warga Surabaya dan mampu berkontribusi melalui program dan hasil kerja nyata yang bermanfaat bagi warga Surabaya. Bu Risma lahir pada tanggal 20 November 1961 di Kediri, Jawa Timur dan merupakan anak ketiga dari lima saudara, dengan ayah bernama Muhammad Chuzaini dan ibu Siti Mudjiatun. Bu Risma telah mendapatkan gelar S1 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dalam jurusan Arsitektur pada tahun 1987, dan gelar S2 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dalam jurusan Manajemen Pembangunan Kota Surabaya pada tahun 2002. (Andriana, 2021)

 

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi literatur (literature review). Metode penelitian yang digunakan berupa metode penelitian kualitatif dengan sumber data yang digunakan berupa data sekunder yang diperoleh dari beberapa jurnal internasional, artikel, dan penelitian terdah yang digunakan berupa data sekunder yang diperoleh dari beberapa jurnal penelitian terdahulu yang telah dianalisis oleh penulis terkait masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan metode deskriptif analitis dengan mengumpulkan, mengidentifikasi, menyusun, dan menganalisis berbagai data yang ditemukan. 

Sebelum era kepemimpinan Bu Risma, Kota Surabaya dipimpin oleh Bambang Dwi Hartono yang mempunyai beberapa program-program ruang terbuka hijau (RTH). Keseriusan Bambang D.H dalam memperbaiki lingkungan juga dibuktikan dengan pengembangan pembangunan RTH sebagai solusi dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan keindahan kota Surabaya. Bambang D.H merupakan sosok pencetus dari pembangunan taman kota di Surabaya. Berikut merupakan progam-program RTH pemerintah kota Surabaya pada masa kepemimpinan Bambang D.H (Fitriani & Alrianingrum, 2020) 

1. Surabaya Green & Clean

Surabaya Green & Clean pertama kali diluncurkan pada 14 Maret 2005. Program Green & Clean ini tidak hanya sebagai inovasi pemerintah Surabaya dalam pengelolaan sampah, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan RTH kota Surabaya. Program ini diimplementasikan dalam lomba kebersihan kampung. Bukan hanya melibatkan kampung-kampung, program ini juga melibatkan bebagai elemen masyarakat seperti pelajar, mahasiswa, sampai pihak swasta sebagai bentuk kegiatan penghijauan

2. SAJI SAPO

Satu jiwa satu pohon yang disingkat menjadi Saji Sapo merupakan program penghijauan yang dilakukan pemerintah kota Surabaya dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan kota. Program ini dicanangkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Rahmat Witoelar atas gagasan pemerintah kota Surabaya pada 13 November 2005. 

3. Pengembangan Kawasan Pamubarya (Pantai Timur Surabaya)

Kawasan Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya) merupakan kawasan yang dikembangkan menjadi kawasan konservasi hutan mangrove. Pengembangan kawasan Pamurbaya merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan khususnya ekosistem di sekitar pantai. Keberadaan dari hutan mangrove sebagai green belt atau sabuk hijau pantai ini mendukung kuantitas RTH yang dimiliki kota Surabaya. 


Setelah masa menjabat Bambang D.H selesai dan digantikan oleh Bu Risma sebagai Wali Kota. Bu Risma bisa menghantarkan Surabaya menuju keberhasilan dengan didapatkanya banyak penghargaan karena kebijakan-kebijakan yang ia lakukan selama memimpin. Gaya kepemimpinan adalah suatu keadaan seseorang pemimpin harus mampu mengajak, menuntun, serta menunjukan kemampuanya agar semua tujuan dapat dicapai sesuai yang telah ditetapkan. Gaya kepemimpinan Bu Risma ialah gaya kepemimpinan transformasional, yang artinya kepribadian inovatif memotivasi Bu Risma untuk melaksanakan banyak perubahan pada birokrasi pemerintahan Kota Surabaya. Berdasarkan teori kepemimpinan transformasional Bu Risma memiliki keahlian pemimpin untuk merubah lingkungan kerja, memotivasi kerja, model kerja serta nilai-nilai kerja yang dialami bawahan sehingga bisa memaksimalkan kinerja yang dicapai sesuai tujuan organisasi.

Dalam gaya kepemimpinannya Bu Risma juga menggunakan model dimensi kepemimpinan Individual Influence. Seorang pemimpin mampu memberikan contoh kepada anggota-anggotanya sebuah standar yang tinggi dari tingkah laku, moral, dan etika, serta kemampuannya. Hal itu dilakukan untuk menggerakkan anggotanya untuk mencapai tujuan mereka untuk nama bersama. Dilihat dari apa yang dilakukan Bu Risma, yaitu membuat aturan khusus bagi para birokrat di Surabaya tentang apa saja pelayanan yang harus dilakukan kepada masyarakat, penghargaan, dan hukuman yang diberikan. Selain Individual Influence, Bu Risma juga menggunakan model dimensi Inspiration Motivation yaitu seorang pemimpin yang memberikan gambaran tentang sebuah arti dan tantangan kepada anggotaanggotanya dengan jelas tentang sebuah visi yang dapat diyakini secara percaya diri untuk bisa dicapai dan dapat memberikan dorongan kepada anggota-anggotanya untuk meningkatkan harapan dan komitmennya dalam visi tersebut. Dalam kepemimpinan ini, Bu Risma juga menggunakan Intelectual Stimulation yaitu seorang pemimpin memberikan dorongan kepada anggotanya untuk menggunakan imajinasi dan memberikan tantangan kepada anggotanya agar dapat memberikan sesuatu yang bisa diterima oleh masyarakat. Selama menjabat sebagai Walikota Surabaya, semua pembaharuan dan prestasi yang diberikan Bu Risma merupakan bentuk Intelectual Stimulation dalam menstimulus intelektualitas masyarakat Surabaya. Membuat masyarakat yang dulunya tidak memperdulikan Surabaya sekarang menjadi dicintai oleh masyarakatnya sendiri, dan membuat Kota Surabaya dikenal secara nasional maupun internasional.

Berikut beberapa bentuk perubahan pelayanan publik sejak Bu Risma menjabat sebagai Walikota di Surabaya :

1. Pelayanan Publik 6 in 1

Inovasi ini memungkinkan warga Surabaya untuk mengurus enam hal sekaligus secara online, yaitu pengurusan akte lahir, kematian, perkawinan, perceraian, surat pindah datang, dan pindah keluar. Dengan demikian, masyarakat dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya serta tidak perlu lagi datang ke kantor Dispendukcapil. 

"Makanya, kami buat program 6 in 1 ini. Dengan inovasi ini makamasyarakat Surabaya bisa mengurus enam hal sekaligus secara online, yaituakte lahir, kematian, perkawinan, perceraian, surat pindah datang, dan pindah keluar. Melalui inovasi ini, maka masyarakat bisa menghemat waktu, tenaga, dan biaya dan tidak perlu lgi datang ke kantor Dispendukcapil," kata Wali Kota bu Risma seusai paparan. Warga Surabaya dapat mengakses layanan publik melalui platform online (https://surabaya.go.id/)

2. Tahu Panas

Program tahu panas (tak takut kehujanan dan tak takut kepanasan), merupakan program dari Dinas Sosial Surabaya yang berfokus dalam perbaikan rumah tidak layak huni melalui program rehabilitasi sosial daerah kumuh. Penanganan program ini dilakukan secara terpadu, baik dalam hal perbaikan fisik, lingkungan, sosial maupun ekonomi masyarakat di lingkungan perkampungan. 

"Program yang sudah berjalan sejak tahun 2003 ini terdiri dari perbaikan rumah tidak layak huni dan pembuatan jamban sehat. Tiap tahunnya terus meningkat dan harus melalui musyawarah dari kampung," jelas bu risma selaku walikota Surabaya

3. Inovasi Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda 

Program ini berfokus pada pemberdayaan ibu rumah tangga dari keluarga miskin dan pejuang muda. Tujuan dari Pahlawan Ekonomi ini untuk mengentas warga miskin supaya secepatnya keluar dari kemiskinannya itu. Yang dilakukan Pemkot Surabaya adalah menghidupkan mesin kedua, yaitu para istri atau ibu-ibu rumah tangga. 

"Jadi, kalau misal suaminya sudah bekerja sebagai tukang becak, tapi masih saja miskin, maka harus digerakkan mesin kedua, yaitu para istri, sehingga kita support programnya dengan nama Pahlawan Ekonomi," kata dia. 

Sedangkan untuk anak muda yang putus sekolah atau tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, tapi masih punya keinginan untuk akses ekonomi lebih baik, maka Pemkot Surabaya memfasilitasinya dengan namanya Pejuang Muda. "Jadi, mereka ini kita ajari pelatihan membuat makanan, handycraf dan beberapa pelatihan lainnya," imbuhnya.  


Tidak hanya membawa namanya sendiri sebagai salah satu walikota terbaik di dunia, tetapi Bu Risma juga menjadikan Kota Surabaya memperoleh sejumlah prestasi, baik lokal, nasional maupun internasonal sepanjang karirnya sebagai manajer publik Kota Surabaya. Beberapa prestasi tersebut antara lain: 

 Capaian Prestasi Surabaya Tahun 2010-2014

Sumber: https://surabaya.go.id/page/0/49215/penghargaan
Sumber: https://surabaya.go.id/page/0/49215/penghargaan


Pasca kepemimpinan Ibu Tri Rismaharini sebagai walikota Surabaya, Surabaya mulai dikenal oleh dunia global lewat prestasinya. Beberapa prestasi tersebut seperti, pada tahun 2011 memperoleh Asean Environmentallty Sustainable City Award, pada tahun 2012 Juara 1 tingkat Internasional kegiatan One Bullion Indonesia Trees (OBIT), pada tahun 2012 memperoleh Penghargaan Citynet Kategori Partisipasi Terbaik di Asia Pasifik, pada 2013 memperoleh Penghargaan Internasional Taman Bungkul "The 2013 Asian Townscape Award (ATA)" dari PBB, dan Penghargaan Internasional Future Gov tingkat Asia-Pasific 2013 yang meraih dua kategori yakni Data Centre dan Data Inclusion. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun