Judul: Sweet November | Sutradara: Pat O’Connor | Naskah: Kurt Voelker, Paul Yurick | Pemain: Charlize Theron, Keanu Reeves, Jason Isaacs | Rilis: 13 Juli 2001 | Durasi: 120 menit
“I live for one thing: to love you, to make you happy.”
“Hidupku tidak akan lebih baik dan lebih manis kalau tidak bersamamu,” ungkap Nelson Moss (Keanu Reeves) kepada Sara Beevers (Charlize Theron), perempuan “aneh” yang tiba-tiba datang ke hidupnya. Nelson awalnya adalah seorang pekerja-sentris, dengan jabatannya sebagai seorang eksekutif sebuah perusahaan periklanan di San Fransisco yang terkenal dengan jembatan Golden State.
Suatu ketika Nelson membuat kacau negosiasi perusahaan dengan seorang klien, hingga menyebabkannya dipecat dan menjadi pengangguran. Di titik itu, Sara datang menawarkan Nelson tinggal bersamanya selama sebulan di bulan November. Sara ingin Nelson menjadi pacar sebulan, yang disebutnya sebagai “my November man”. Sara menjanjikan Nelson akan punya hidup yang lebih bahagia dan berarti ketimbang hidup kaku dengan pekerjaannya. “Kau hidup dalam sebuah kotak. Aku akan membukanya.”
Nelson menanggap Sara adalah seorang aneh atau sedikit gila. Sara yang aneh terus mengganggu Nelson, hingga Nelson menerima tawaran tersebut. Setengah durasi awal di film ini masih berputar soal kegigihan Sara untuk meyakinkan Nelson. Setelah berpikir sebentar, Nelson memutuskan menerima tawaran Sara tetapi hanya untuk satu hari saja. Sehari yang kemudian menjadi beberapa hari dan selanjutnya menjadi sepanjang November penuh.
Di tengah jalan, Nelson merasakan cinta dari diri Sara. Sesuatu yang belum pernah dirasakannya selama hidupnya. Arah cerita berubah. Kini berbalik, Nelson yang mengejar Sara. Nelson berubah romantis, dan itu membuat indah film ini. Misal ketika Nelson merayu Sara dengan bunga Phalaenopsis sanderiana diiring lagu Only Time milik Enya. Atau ketika Nelson memberi 11 hadiah natal di hari Thanksgiving.
Di setengah bagian terakhir film, rahasia Sara terungkap. Sara sejatinya seorang pengidap kanker non-Hodgkin limfoma. Sara memutuskan menghentikan perawatannya sehingga waktunya bertahan hidup tinggal sebentar. Kanker itu menyebabkannya tidak bisa hidup normal, sehingga ia ingin menjalani hidup tak normalnya dengan cara terbaik. Ia membuat aturan untuk hidupnya sendiri. Ia mengencani setiap lelaki untuk sebulan saja. Dengan catatan, Sara yang mengatur segalanya. Ia ingin menciptakan ilusi hidupnya sendiri, seolah-olah ia tak terserang kanker itu.
Sara putuskan untuk meninggalkan lelaki-lelaki tersebut ketika sebulan telah berakhir. Karena pada masa itu, si lelaki akan melamar dan ingin menihkahi Sara. Sara selalu menolak, ia tak ingin kehidupan yang akan dijalaninya terganjal oleh penyakitnya. Tapi Nelson berbeda. “Untuk pertama kali aku ingin menjawab ya,” ujar hati Sara yang sebenarnya ketika Nelson melamarnya.
Skenario film bergenre drama romantis seperti Sweet November ini sebenarnya agak umum dipakai para pembuat film sejenis. If I Stay (2014) dan The Fault in Our Stars (2014), atau film lokal Magic Hour (2015) misalnya, yang menempatkan tokoh yang saling jatuh cinta pada posisi sulit: salah satu di antaranya akan menghadapi maut.
Hal yang disampaikan Sweet November lebih dari sekedar alur seperti itu. Sara mengajarkan pada Nelson, juga penonton bahwa kehidupan adalah sesuatu untuk dinikmati. Sara dan Nelson sebenarnya adalah gambaran pasangan sejati, keduanya saling mencintai dengan sungguh-sungguh. Agus Noor dalam cerita pendeknya Laki-laki Sejati menulis bahwa cinta dapat mengubah segala-galanya. Setiap perempuan, dapat membuat seorang laki-laki, siapa pun, bagaimana pun kalibernya, menjadi seorang laki-laki sejati. Sara mengubah Nelson menjadi lelaki sejati.
Tapi cinta itu rumit, seorang filsuf menyebutnya sebagai sesuatu yang membuat orang minum tanpa hilang rasa haus. Yang lain menyebut bahwa, cinta tak berarti harus memiliki. Karena cinta yang begitu besarnya, Sara menganggap ia sebaiknya berpisah dengan Nelson. Justru bila Nelson meninggalkannya, hidup dan kisah cinta Nelson akan menjadi sempurna. Menurut Sara inilah yang terbaik, yang membuatnya bahagia: ia menjadi memori untuk Nelson, selamanya.