Mohon tunggu...
Fredick Ginting
Fredick Ginting Mohon Tunggu... Freelance -

Belajar ilmu politik dari Harold Laswell sampai Samuel Huntington, belajar demokrasi dari Thomas Jefferson sampai Ernesto Laclau. Menonton karya David Fincher sampai Martin Scorsese, mengagumi Charlize Theron sampai Jennifer Lawrence.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bukan Akuntan Biasa

9 Februari 2017   16:48 Diperbarui: 9 Februari 2017   17:03 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pinterest.com

Akuntan satu ini tidak berkutat dengan laporan keuangan semata. Akuntan kali ini terlibat dalam sebuah konspirasi organisasi kriminal.

Akuntan bernama Christian Wolff (Ben Affleck) ini tidak sembarangan. Ia punya kemampuan luar biasa dengan angka-angka. Ketika memeriksa laporan keuangan perusahaan Living Robotics dalam 15 tahun terakhir, ia hanya membutuhkan satu hari saja untuk menemukan kejanggalan senilai 61 juta dollar. Padahal akuntan biasa seperti Dana Cummings (Anna Kendrick), perlu berbulan-bulan untuk komprehensif mempelajari pembukuan satu tahun anggaran.

Di kesempatan lain, Wolff hanya membutuhkan waktu dua detik saja untuk menjawab hasil perkalian dari 298.567 dengan 92. Stephen Holden dalam ulasannya di New York Times menyebut Wolff sebagai seorang “kalkulator berjalan”.

Namun, bukan berarti Wolff adalah seorang yang super. Faktanya, Wolff adalah seorang autis yang mengidap sindrom Asperger. Ia bisa fokus atau konsentrasi pada satu hal tertentu. Ia jenius dalam menyelesaikan satu pekerjaan. Sifat perfeksionis yang mirip dengan Agen 47 dalam Hitman. Kemampuan itu membuat Wolff jago dalam angka-angka. Sifat plusnya ini terwujud dalam hidupnya yang sangat rapi dan teliti. Itu tercermin dari bagaimana ia menata barang-barang di rumahnya yang sepi. Bahkan ia mampu memarkir mobil Ford-nya dengan sangat tepat dalam garasi yang sempit.

Tapi di sisi lain, ia kesulitan untuk bersosialisasi dengan orang lain. Wolff tidak memiliki rasa emosional terhadap orang lain sehingga ia tidak memiliki empati dan kesulitan bergaul dengan orang di sekelilingnya. Wolff tidak bisa mengekspresikan perasaannya. Wolff tidak bisa melakukan kontak mata langsung dengan orang lain, risih dengan suara bising dan cahaya. Wolff juga seketika akan bertindak sangat gelisah ketika pekerjaanya tak bisa ia selesaikan. Hidup Wolff benar-benar suram, ia melaksanakan hal yang sama setiap hari, makan makanan yang sama, memakai pakaian yang sama, dst.

Ketika Wolff kecil (diperankan Seth Lee), ibunya sebenarnya sudah mencoba memberi terapi. Namun, ayahnya menolak. Baginya, Wolff harus membiasakan diri hidup normal seperti anak-anak lainnya. Ayahnya, yang pernah berdinas di militer bagian psikologi, lantas mendidik Wolff bersama adiknya Braxton (Jake Presley) hidup disiplin ala militer. Ia berpendapat Wolff harus dibekali kemampuan membela diri, agar kelak Wolff tidak mudah dimanfaatkan atau dipermainkan oleh orang lain. Mereka kemudian pindah 34 kali dalam 17 tahun agar Wolff bisa ‘normal’ dimanapun ia berada.

Sebuah kebanggaan bagi Indonesia karena yang diajarkan adalah pencak silat dengan latar yang mengambil salah satu tempat di Jakarta. Jadilah Wolff memiliki kemampuan berkelahi dan mahir menggunakan senjata.

***

Pekerjaan di Living Robotic sebenarnya diambil Wolff untuk menyamarkan pekerjaan rahasia yang dilakukan oleh Wolff. Perusahaan tersebut adalah klien legal Wolff. Selain itu, ia memiliki klien ilegal yang terkait dengan jaringan mafia perdagangan senjata, obat, kartel, dan gangster. Wolff menjadi akuntan forensik untuk membuat pembukuan palsu. Ketakutan ayahnya bahwa ia akan dimanfaatkan untuk hal buruk benar terjadi.

Agen dan analis keuangan negara dari Department of Treasury mulai mengendus ini dan berupaya membongkar aktivitas Wolff. Analis Marybeth Medina (Cynthia Addai-Robinson) menemukan bahwa Wolff menjadi manajer di tiga firma akuntan kecil dengan menggunakan nama samaran Carl Gauss dan Lewis Carroll (keduanya matematikawan yang mengidap autisme). Melalui firma inilah, Wolff menjalankan pekerjaannya menghindari pajak untuk klien-kliennya.

Masalah yang kemudian dihadapi oleh Wolff bukan berasal dari organisasi kriminal yang menyewanya. Justru pekerjaan di Living Robotic yang menyeret nyawanya menjadi terancam. Living Robotic yang ingin menjadi perusahaan terbuka memang sengaja memanipulasi keuangannya. Tapi tanpa disangka, Wolff hampir membongkarnya. Wolff dipaksa berhenti dan menjadi target untuk dibunuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun