Mohon tunggu...
Fraya Fitria25
Fraya Fitria25 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, perkenalkan saya adalah mahasiswi jurusan Sosiologi Agama, yang masih aktif berkuliah di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Agama dan Masyarakat Multikultural

9 Juli 2024   15:04 Diperbarui: 9 Juli 2024   15:08 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Agama dalam perspektif Sosiologi bukanlah sebagai wahyu, melainkan sebagai realitas sosial yang diamalkan oleh para pemeluknya. Definisi agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia &manusia dengan lingkungannya. Definisi masyarakat adalah sekumpulan individu yang berkumpul dalam suatu tempat dan memiliki tujuan yang sama. Sedangkan definisi masyarakat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Masyarakat bersifat abstrak, namun mereka memiliki otoritas/kewenangan yang wajib dijalankan oleh masing-masing individu. Agama dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dan saling mempengaruhi satu sama lain. Agama memberikan landasan moral dan spiritual bagi kehidupan masyarakat, sedangkan masyarakat merupakan ruang dimana nilai agama dapat dipraktikkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ada banyak sekali fungsi agama dalam masyarakat, diantaranya adalah agama memberikan pedoman dalam hal moral dan spiritual agar individu dapat membedakan antara yang benar dan yang salah, serta mendorong mereka untuk melakukan perbuatan yang baik. Agama juga dapat memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas melalui ritual, dan berbagai tradisi yang diadakan dalam masyarakat.

            Secara etimologis, multikultural berasal dari 2 kata, yaitu “multi” yang artinya adalah banyak, dan kata “kultural” yang bermakna “budaya, corak, gaya, dll”. Makna multikultural menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keberagaman budaya. Ciri-ciri dari masyarakat multikultural adalah hubungan antara sistem nasional atau pemerintah nasional dengan masyarakat suku bangsa, dan hubungan di antara masyarakat suku bangsa yang dipersatukan oleh sistem nasional. Secara umum, faktor penyebab timbulnya masyarakat multikultural di Indonesia adalah:

  • Kondisi geografis. Secara geografis, Negara Indonesia merupakan negara kepulauan, yang mana setiap pulau tentunya memiliki sumber daya alam dan keberagaman budaya.
  • Indonesia berada di wilayah yang strategis. Indonesia berada di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, yang mana hal itu sangat mempengaruhi proses terjadinya multikulturalisme, seperti unsur kebudayaan dan agama. Negara ini berada di jalur lalu lintas perdagangan antara India, Cina, dan wilayah Asia Tenggara. Melalui para pedagang asing itulah, kebudayaan masuk ke negara ini. Contohnya adalah pengaruh ajaran Agama Islam yang berkembang pada abad ke-13 di Indonesia bagian barat, dan sebagian dari Maluku, pengaruh kolonial Portugis yang terkenal dengan Agama Katolik di wilayah Nusa Tenggara Timur
  • Kondisi iklim yang berbeda. Iklim yang berbeda antar daerah di Indonesia, tentunya bisa menimbulkan kondisi alam yang berbeda pula. Iklim bisa mempengaruhi pola perilaku manusia dalam melakukan penyesuaian diri dengan iklim di daerahnya. Iklim juga menentukan mata pencaharian, pakaian, makanan pokok. Sehingga, masyarakat Indonesia akan terbentuk menjadi masyarakat yang multikultural berdasarkan iklim dan cuaca di wilayah tempat tinggalnya.

Multikulturalisme di Indonesia menghasilkan kekayaan budaya yang luar biasa. Hal ini dapat dilihat dari berbagai tradisi, adat istiadat, seni, dan bahasa yang berbeda-beda di setiap daerah. Multikulturalisme membuat masyarakat Indonesia menjunjung tinggi akan nilai toleransi dan nilai saling menghormati antar kelompok masyarakat, yang tentunya hal tersebut memperkuat bangsa dan meminimalisir terjadinya konflik antar kelompok. Di Indonesia sendiri, agama juga berperan dalam masyarakat multikultural, diantaranya adalah mengajarkan nilai toleransi dan saling menghormati antar kelompok umat beragama, sering mengadakan dialog antar umat beragama seperti seminar, diskusi, dan juuga menginspirasi aksi sosial dan kemanusiaan antar agama. Sayangnya, banyak orang mengatasnamakan agama untuk memancing kerusuhan di masyarakat. Agama sering digunakan untuk berbagai kepentingan politik yang dapat memicu konflik antar umat beragama. Dan yang sering terjadi adalah provokasi dari pihak-pihak bertanggung jawab agar terjadi kerusuhan antar masyarakat beragama. 

            Berdasarkan beberapa sumber yang saya baca, saya tidak menemukan pembahasan mengenai agama dan multikulturalisme berkembang dan berubah sepanjang sejarah. Saya juga jarang menemukan apa saja perubahan yang mempengaruhi hubungan agama dan multikulturalisme. Pembahasan ini juga kurang memperhatikan bagaimana individu dan kelompok berbaur untuk membentuk dan menavigasi interaksi antara agama dengan multikulturalisme itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun