Mohon tunggu...
efrian kaka
efrian kaka Mohon Tunggu... Guru - Lulusan Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Pineleng

terlahir dari keluarga sederhana yang mempunyai cita-cita yang mulia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tuhan dalam Keheningan

6 Maret 2024   10:17 Diperbarui: 6 Maret 2024   10:36 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

 

Pada saat aku masih mengikuti dan menjalani hidup sebagai seorang calon imam, aku teringat bahwa di Setiap akhir bulan komunitas kami selalu diadakan ret-ret (kita diajak untuk bermenung dan berhenti dari aktivitas yang rutin), dengan tema yang bervariasi. Ret-ret ini biasanya diadakan selama tiga hari. Dalam ret-ret/rekoleksi ini tentu saja ada seorang romo yang mengajak kami untuk bermenung tentang aktivitas kami sebagai seorang yang selalu sibuk dan bahkan seolah-olah telah melupakan Tuhan. Ada yang menarik dari kegiatan ini, salah satu aturannya adalah kita harus menjaga keheningan (silentium atau silence) selama berlangsungnya ret-ret. Sebagai manusia yang selalu sibuk dengan aktivitas yang tidak menuntut kita untuk menjaga keheningan, tentu saja dalam hati kita mengeluarkan kata-kata protes. Mengapa harus menjaga keheningan? Inikah yang di namakan kebebasan manusiawi kami dibatasi? Aku adalah orang yang aktif dan tidak bisa kalau tidak berinteraksi dengan teman lain. Mungkin masih banyak lagi nada-nada protes yang tidak langsung kita utarakan.

Namun setelah bermenung beberapa saat ternyata penting untuk kita menyediakan waktu dalam kehidupan kita untuk menjaga keheningan (silentium/silence. Dengan menyempatkan diri berdiam sejenak entah itu di kamar, di tempat doa atau bahkan tempat-tempat yang menunjang kita untuk melakukan hal tersebut, terdapat banyak makna di dalamnya. Sebab secara manusiawi kita merindukan kedamaian (peace, dan  merindukan sukacita (happiness.  Semua itu bisa kita temui dalam keheningan. Kita tidak bisa memperoleh kedamaian jika tidak bisa berdamai dengan diri kita sendiri terlebih dahulu. Dalam keheningan kita bisa peroleh itu. Kita mungkin saja tidak bahagia padahal kita memiliki banyak teman, sahabat bahkan harta. Kebahagiaan dan suka cita bisa kita peroleh dalam keheningan.  Dan mungkin saja kita selalu berpendapat bahwa katanya Tuhan ada di mana-mana tapi kok kita tidak menemukan Tuhan.  Tuhan hanya bisa kita temui jika kita bisa meluangkan sedikit waktu untuk berdiam diri dalam keheningan. Sebab dengan keheningan kita akan sungguh-sungguh menyadari keberadaan-Nya . Karena tempat Tuhan yang paling istimewa dan tak pernah disadari oleh kita manusia adalah bahwa Ia ada dalam hati kita sendiri.  Keheningan mengajarkan kita untuk melihat siapa diri kita, bersyukur atas apa yang kita miliki dan yang terpenting kita bisa merasa damai dan  bersuka cita karena kita bisa berjumpa dengan Dia yang selama ini mungkin kita lupakan yaitu Tuhan.

Agar dapat  merasakan kehadiran Tuhan dalam waktu hening yang kita sediakan pertama-tama kita harus punya kesadaran bahwa dalam waktu hening itu kita ingin berjumpa dengan Tuhan. kedua, kita mengarahkan seluruh hati dan pikiran serta perhatian kita kepada-Nya. Ketiga, sampaikan kepada Tuhan apa yang kita rasakan baik itu kesedihan, kegembiraan dan segala pergumulan kita dan selanjutnya biarlah Tuhan berbicara kepada kita dalam keheningan. Ketahuilah bahwa Tuhan sangat-sangat mencintai kita. Dia selalu menunggu kita untuk datang kepada-Nya. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan. Pertanyaannya apakah kita bersedia meluangkan waktu dan datang kepada-Nya? Tentukan pilihanmu sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun