Mohon tunggu...
efrian kaka
efrian kaka Mohon Tunggu... Guru - Lulusan Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Pineleng

terlahir dari keluarga sederhana yang mempunyai cita-cita yang mulia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hidupku adalah Sebuah "Kado", Hasil Refleksi

1 Agustus 2020   21:55 Diperbarui: 1 Agustus 2020   21:58 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketika aku duduk di kamar ku  yang selama ini membuatku merasa nyaman dengan keadaannya, aku pun termenung  akan hadirnya diriku di dunia ini. aku menarik pikiranku ke masa-masa di mana kedua orang tuaku menanti kehadiranku.

Selama sembilan bulan sepuluh hari aku berada dalam kandungan ibuku. Aku membayangkan kembali bagaimana seorang ibu yang dengan membawa manusia baru dalam dirinya beraktivitas setiap harinya. Bukanlah hal yang mudah untuk dijalani. Tapi itulah hakekat mereka sebagai seorang wanita.

Selain itu aku juga membayangkan bagaimana ibuku hendak melahirkan aku. Ia mungkin berjuang dengan sekuat tenaga dan bahkan mempertaruhkan nyawahnya agar supaya aku bisa merasakan hidup dan melihat indahnya dunia.

Jauh sebelum itu, aku bermenung keadaan di mana kedua orang tuaku menantikan seorang anak yang hadir di tengah-tengah mereka. Tentu akan sangat membahagiakan. Apalagi ketika tahu bahwa ibuku mengandung pasti rasa haru, bersyukur dan bahagia atas pemberian Tuhan yang telah mereka nanti-nantikan.

Rasa sakit ketika melahirkan tentu saja terlupakan dan berubah menjadi rasa bahagia ketika mendengar suara tangis seorang bayi kecil. Kebanggaan pasti terukir dalam benak kedua orang tuaku ketika mereka berhasil untuk menciptakan kehidupan baru dalam diri seorang anak. Aku menjadi kado bagi mereka yang selama ini mereka nanti-nantikan.

Rasa sedih, capek dan bosan mungkin pernah terlintas dalam diri seorang ibu dan kini tergantikan oleh rasa bahagia dan bangga yang sangat luar biasa. Mereka telah mendapat kado yang luar biasa.

Setelah bermenung akan awal-awal kehidupan ku, akupun menyadari bahwa selama ini kehadiranku adalah sebuah kado yang indah dan membahagiakan. Aku adalah kado pemberian Tuhan kepada orang tuaku. Kado yang diharapkan dapat memberikan kebahagiaan dan kebanggaan bagi orang tua dan sesama.

Pada saat bermenung akan hadirnya diriku di tengah-tengah kehidupan kedua orang tua, terlintas dalam diriku pertanyaan-pertanyaan berikut apakah kebanggaan dan kebahagiaan itu masih dirasakan oleh kedua orang tuaku pada saat aku menangis untuk pertama kalinya dengan sekarang ketika aku sudah dewasa?

Bagaimana caranya bisa membahagiakan mereka nantinya? Apakah selama ini cara aku bersikap dan bertindak kepada mereka sudah mencerminkan bahwa aku ini adalah kado pemberian yang patut dirayakan.

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu tentunya bisa dijawab oleh diriku sendiri dan juga mungkin kamu yang membaca tulisan ini.  memang sejauh ini aku menyadari bahwa seringkali amarah yang keluar dari mulut orang tua dibandingkan pujian, kesal dari pada rasa bangga dan kecewa dari pada kebahagiaan. In bukanlah kesalahan mereka tapi diriku sendiri.

Dari perasaan, kata-kata ataupun tindakan mereka adalah suatu reaksi mereka terhadap tindakan negatif ku. Apakah sudah terlambat berubah? Tentu saja belum terlambat sama sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun