Mohon tunggu...
Frasiska Indah
Frasiska Indah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Hobi saya mencoba sesuatu yang baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melestarikan Budaya Nusantara: Mobile Learning sebagai Jembatan Budaya bagi Anak-Anak di Sanggar Bimbingan Sentul, Kuala Lumpur

31 Januari 2025   11:40 Diperbarui: 31 Januari 2025   11:37 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Pengenalan Budaya Nusantara

Kuala Lumpur, Malaysia – Dalam upaya melestarikan budaya Indonesia di kalangan generasi muda, Sanggar Bimbingan Sentul mengadakan program pengenalan budaya Indonesia bagi siswa-siswi imigran Indonesia yang berada di Malaysia pada Selasa (28/1/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan berbagai suku, rumah adat, serta tarian tradisional Indonesia dengan memanfaatkan teknologi mobile learning sebagai media pembelajaran.

Program ini diselenggarakan oleh Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (ALPTK PTMA) dan Konsorsium KKN Kemitraan Internasional PTMA bekerja sama dengan Atdikbud KBRI Malaysia. Pelaksanaan kegiatan ini dipandu oleh Ayu Wulansari, A.Md., S.Kom., M.A., dosen dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bersama dengan Lia Rokhmawati mahasiswi dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Frasiska Indah Nur Cahyaningrum, Sindi Fatikasari, dan Yulia Tri Anita, yang berasal dari Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dengan menggunakan metode mobile learning, diharapkan siswa-siswi dapat dengan mudah mengakses informasi mengenai budaya Indonesia melalui aplikasi dan platform digital yang interaktif.

Kegiatan ini dihadiri oleh 21 siswa-siswi yang sangat antusias untuk mengenal lebih dalam tentang warisan budaya tanah air mereka. Pada sesi pertama, siswa-siswi diperkenalkan dengan berbagai suku di Indonesia, seperti Jawa, Papua, Madura, dan Dayak, lengkap dengan ciri khas bahasa dan adat istiadat masing-masing. Selanjutnya, mereka diajak untuk mengenal rumah adat dari berbagai daerah, seperti Rumah Gadang dari Sumatra Barat dan Rumah Joglo dari Jawa Tengah.

Selain itu, program ini juga menampilkan sesi interaktif di mana siswa-siswi dapat mempelajari beberapa tarian tradisional Indonesia, seperti Tari Saman dari Aceh dan Tari Kecak dari Bali. Para instruktur menggunakan media digital untuk menampilkan tutorial gerakan tari serta memberikan penjelasan singkat mengenai sejarah dan makna dari masing-masing tarian.

Program ini diharapkan dapat terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi komunitas Indonesia lainnya di luar negeri untuk memperkenalkan kekayaan budaya Nusantara kepada generasi muda. Dengan menggabungkan pendidikan dan teknologi, pelestarian budaya Indonesia dapat dilakukan dengan cara yang lebih efektif dan menarik bagi siswa-siswi zaman sekarang.

Gambar 2. Foto bersama dengan siswa-siswi SB Sentul
Gambar 2. Foto bersama dengan siswa-siswi SB Sentul

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun