Mohon tunggu...
Franz ZakhariaSimanjuntak
Franz ZakhariaSimanjuntak Mohon Tunggu... Dokter - Seorang penulis amatir

mencoba memberikan informasi tentang kesehata terutama dibidang kesehatan mata

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apakah Kita Sudah Mengenal Si Pencuri Penglihatan?

26 September 2022   11:21 Diperbarui: 26 September 2022   11:22 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Apakah kita sudah mengenal si pencuri penglihatan

Glaukoma merupakan suatu kelainan atau penyakit syaraf mata yang sifatnya progresif dengan tanda tanda utama hilangnya penglihatan secara perlahan lahan. Syaraf mata berfungsi membawa informasi visual ke otak sehingga kita bisa melihat dengan baik.  Pada penderita glaukoma, akan terjadi kerusakan syaraf mata secara perlahan-lahan. Kerusakan yang terjadi berupa penyempitan luas lapang pandang dan dapat berakhir dengan kebutaan apabila tidak ditangani dengan baik. Sebagian besar glaukoma terjadi tanpa gejala atau tanpa disadari oleh penderita. 

Sebagian besar dari jenis glaukoma dapat mengakibatkan kerusakan penglihatan yang semakin berat hingga menjadi buta. Apabila hilangnya lapang pandang sudah terjadi maka tidak mungkin dapat diperbaiki lagi ataupun kembali sembuh seperti semula. Oleh sebab itu, glaukoma dimasukkan ke dalam kelompok penyakit silent blinding desease atau sering disebut sebagai “si pencuri penglihatan”. 

Salah satu tanda yang khas adalah hilangnya penglihatan yang berlangsung perlahan lahan dari pinggir sampai ke tengah (lihat gambar ilustrasi) yang biasanya tidak disadari oleh penderita. 

Gejala umum yang biasanya ditemukan pada penderita glaukoma tingkat lanjut, antara lain, sering tersandung atau memecahkan barang di sekitarnya karena penglihatan yang terbatas bahkan sangat sempit seperti melihat dari lubang kunci. Tentu saja hal ini berbahaya apabila penderita tersebut mengemudikan kendaraan. Mereka dapat mencederai orang lain atau diri sendiri. 

Glaukoma merupakan penyebab kebutaan utama nomor 2 di dunia, termasuk di Indonesia. Diperkirakan 4,5 juta orang di dunia menjadi buta akibat glaukoma dan angka ini akan menjadi 11,2 juta orang pada tahun 2020. Sehubungan dengan sifat penyakitnya yg progresif dan tanpa gejala, hampir 50% penderita di negara maju tidak mengetahui menderita glaukoma terutama pada kasus glaukoma dini. Angka ini dapat mencapai 90 % di negara sedang berkembang termasuk Indonesia. 

Ada beberapa tipe/jenis glaukoma, dalam garis besarnya dibagi 2 kelompok besar, yaitu glaukoma primer dan glaukoma sekunder. Masing masing dibagi lagi menjadi sudut terbuka dan tertutup. 

Mayoritas penyakit glaukoma adalah glaukoma primer. Telah diketahui secara umum bahwapada glaukoma biasanya disertai dengan tekanan bola mata yang tinggi sehingga tekanan bola mata yang tinggi ini dianggap merupakan suatu faktor risiko glaukoma. Ada juga penderita glaukoma yang mempunyai tekanan bola mata yang normal walaupun jumlahnya tidak banyak. Faktor risiko selain tekanan bola mata yang tinggi adalah ras, riwayat glaukoma di keluarga, usia dan riwayat mata minus yang besar, riwayat trauma pada mata sebelumnya. 

Beberapa jenis glaukoma dapat terjadi saat lahir atau selama kehamilan (kongenital) dan masa kanak kanak (juvenilis), akan tetapi kebanyakan kasusglaukoma terjadi setelah umur 40 tahun dan frekuensinya makin meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Jenis glaukoma terbanyak adalah glaukoma primer sudut terbuka (primary open angle glaucoma) yang banyak dijumpai pada penderita ras Kaukasus dan Afrika. 

Jenis yang lainnya adalah glaukoma primer sudut tertutup (primary angle closure glaucoma) yang sering ditemui pada ras Asia. Glaukoma sudut tertutup ini kadang bersifat akut dengan tanda tanda mata yang sangat nyeri bahkan disertai dengan penglihatan yang menurun mendadak. 

Sampai saat ini tidak ada satupun obat yang dapat menyembuhkan glaukoma dan penglihatan yang hilang (buta), karena sifatnya yang menetap atau tidak dapat kembali normal seperti sebelumnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun