Manggarai Ruteng Kota Seribu Biara Seribu Gereja
Dalam melihat perkembangan sejarah biarawan biarawati dan bangunan gereja di kabupaten manggarai Nusa Tenggara Timur, tidak terlepas dari perjalanan sejarah panjang penjajahan bangsa Indonesia oleh bangsa Eropa. Penjelajahan dan kedatangan bangsa eropa di Nusantara pada awalnya tidak memiliki keinginan dan niat untuk menguasai, menjajah dan mengekspansi wilayah Nusantara. Kedatangan bangsa eropa pada dasarnya memiliki tujuan berdagang, bukan untuk menjajah ataupun sistem ekonomi politik di wilayah Nusantara.
      Kehadiran bangsa Eropa ke Nusantara yang berlomba-lomba dengan bangsa Eropa lainnya, karena mengetahui bahwa wilayah Asia memiliki sumber (rempah-rempah) dan Afrika (emas) yang menjadi kekayaan sumber daya alam. Melihat peluang besar inilah bangsa Eropa silih berganti datang menancapakan sistem ekonomi dan politiknya di wilayah Nusantara. Ketika itu Eropa sedang dalam kekuarangan sumber daya alam untuk dijadikan sebagai bahan mentah dalam produksi barang dan jasa. Salah satu cara yang paling tepat mereka lakukan adalah dengan menguasai wilayah dalam konteks menjajah tanah jajahan dengan mengeruk sumber daya alam dari tanah jajahan. Singkatnya adalah mengumpulkan sumber daya alam sebanyak-banyaknya demi kepentingan negaranya.
      Dalam perkembangannya menguasai dan menjajah wilayah tanah jajahan, ada beberapa negara Eropa yang memiliki tujuan tidak hanya menjajah, tetapi juga menyebarkan injil atau menyebarkan agama (Katolik) yang di pelopori oleh misionaris Portugis dan penyebaran agama (Protestan) di bawah oleh bangsa Spanyol dan Belanda yang menguasa tiga setengah abad wilayah Nusantara. Portugis dan Spanyol memiliki peran yang sangat penting dalam penyebaran agama Katolik dan Protestan di Nusantara terutama di daerah Indonesia bagian Timur, seperti Maluku, Ambon, Ternate, Kepulauan Solor, Timor Timur, Larantuka dan Manggarai Ruteng NTT.
      Penyebaran dan perkembanga gereja Katolik di NTT banyak di pengaruhi oleh Bangsa Portugis, Spanyol dan Belanda. Melihat perjalanan bangsa Eropa yang sangat panjang di tanah Nusantara membuat mereka memiliki kuasa baik pemerintahan, sosial, politik dan ekonomi masyarakat. Para misionaris Katolik memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan fisik dan mental dari masyarakat jajahan terutama di pulau Flores dan sekitarnya yang di pengaruhi Gereja Katolik Roma. Oleh karena itu kehadiran bangsa Eropa di Nusantara dilambangkan dengan benteng dan geraja yang dalam bahasa Portugis fortelessa e I greja.
      Perkembangan biarawan dan biarawati di tanah Nuca Lale (Manggarai) Ruteng hingga dewasa ini mengalami peningkatan yang signifikan yang di ikuti pula oleh perkembangan dan pembangunan bangunan gereja sebagai simbol dan lambang dari perkembangan biarawan biarawati di kota Ruteng. Biarawan biarawati turut serta dalam membangun perkembangan mental dan membangun sumber daya manusia dalam masyarakat Manggarai Ruteng yang diwujudkan dalam pengabdian mereka dalam membangun sekolah-sekolah dalam lembaga pendidikan di tanah Nuca Lale, Manggarai Ruteng.
#editing by fransdagur
#kota seribu biara seribu gereja
#kota ruteng
Smd, 21 November 2022