Mohon tunggu...
franxis erika
franxis erika Mohon Tunggu... pegawai negeri -

domisili di Ibu Kota,,mencoba membuka mata hati dan telinga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Reportase dari Bantaran Cisadane tentang Penggusuran

27 April 2010   03:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:33 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Anyaman yang indah, membentuk dinding dengan atap di atasnya. Deretan anyaman bambu berdiri tegak menghiasi kacamataku. Deretan rumah bambu itu lebih tepat bila disebut desakan rumah bambu. Penuh sesak, layaknya urbanista berdesakan di bus kota. Jauh dari kata layak untuk disebut tempat tinggal. Di antara desakan-desakan rumah itu ramai pula penghuni-penghuninya mengambil gambar masing-masing di depan tempat tinggalnya, berharap hati para penguasa tergerak melihatnya sehingga wacana penggusuran tetap berstatus wacana. Bagi yang telah mendapat giliran ataupun yang sedang menunggu giliran, saling bercengkerama di teras rumah berbagi cerita.

Sorotan mata di bantaran Cisadane itu berkata:

“Kami sudah lelah, adakah yang bisa membantu kami?

Mereka menyeret kami, meneriakkan kata PERGI.

Kemana?? Tanya kami.

Tak ada jawaban.

Kami bersedia pergi, tapi tolong tunjukkan; jangan biarkan kami terkungkung dalam keabu-abuan.

Kami tak mau jadi pengacau.

Kami tak mau menyusahkan.

Tapi kami tak punya apa-apa lagi selain di sini.

Kami tak punya siapa-siapa lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun