Mohon tunggu...
Frans Uhud
Frans Uhud Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Benteng Kuto Besak Bagian dari Sejarah Peradaban Kota Palembang

17 Februari 2016   00:14 Diperbarui: 17 Februari 2016   01:07 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Benteng Kuto Besak sisa-sisa kejayaan peradaban Kota Palembang"][/caption]

Benteng Kuto Besak adalah bangunan keraton yang pada abad XVIII menjadi pusat Kesultanan Palembang. Gagasan mendirikan Benteng Kuto Besak diprakarsai oleh Sultan Mahmud Badaruddin I (1724-1758) dan pelaksanaan pembangunannya diselesaikan oleh penerusnya yaitu Sultan Mahmud Bahauddin II (1776-1803). Sultan Mahmud Bahauddin ini adalah tokoh Kesultanan Palembang Darussalam yang realistis dan praktis dalam perdagangan internasional, serta seorang agamawan yang menjadikan Palembang sebagai pusat sastra agama di Nusantara.

Dan saat ini sisa-sisa kejayaan kesultanan Palembang ini pun masih menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin mengetahui sejarah peradaban kota tertua di Indonesia pada masa itu. Selain itu Benteng Kuto Besak yang merupakan tempat wisata sejarah ini juga terletak di tengah-tengah kota Palembang sehingga para wisatawan yang ingin berkunjung dapat dengan mudah menjangkau tempat bersejarah ini. Dan kegagahan benteng ini juga didukung dengan keindahan Ikon Kota Palembang yaitu Jembatan Ampera dan sungai terpanjang kedua di pulau Sumatera yaitu Sungai Musi.

Di tempat ini juga banyak kita jumpai penjual-penjual makanan khas palembang seperti pempek, mie tek-tek, dan model serta terdapat wahana-wahana permainan yang membuat kita betah berlama-lama berada di pelataran Benteng Kuto Besak. Puncak dari kepadatan objek wisata ini adalah ketika akhir pekan ataupun musim liburan, banyak wisatawan-wisatawan lokal bahkan asing yang berkunjung ketempat bersejarah ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun