Politik Adat dan Kebudayaan Minangkabau berdampak pada Sosial Ekonomi serta Praktik Politik Modern.
Oleh : Frans Tory Damara Pradipta
Mahasiswa Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Bangka Belitung
Â
Budaya Adat Minangkabau kental dengan Keislaman nya, bahwa penganut suku Minangkabau 100% Islam, menurut pemangku adat jikalau tidak Islam kesukuan Minangkabau nya tidak berlaku lagi. Sumatera Barat merupakan Provinsi dengan penganut agama islam dengan persentasi 98%, karena pada abad ke-19 lahir Gerakan Pemurnian Islam yang dilakukan oleh kaum Paderi. Akhirnya dapat dikatakan bahwa seluruh orang Minangkabau menganut agama Islam. dan di huni oleh mayoritas bersuku minangkabau, menjadikan Suku minangkabau sangat berpengaruh dalam hal bidang politik maupun sosial budaya di Sumatera Barat ini. Pada Pemilu 2024, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menciptakan sejarah untuk pertama kalinya memenangkan Pemilihan Umum Legislatif tingkat Provinsi Sumatera Barat 2024. Pencapaian tertinggi PKS untuk Pileg Sumbar adalah tahun 2019 lalu dengan menempati posisi kedua di bawah Gerindra serta mendapatkan posisi Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Barat (DPRD Sumbar).
PKS juga merupakan partai yang saat ini memimpin sumatera barat selama 3 periode berturut-turut sebagai BA 1, dimana ideologi PKS menganut Islamisme, sehingga menarik perhatian hati penduduk suku Minangkabau dengan ajaran adat yg islami. Kemenangan PKS di Sumatera Barat sangat terasa di bidang sosial budaya nya, dimana penduduk Sumatera Barat bisa dikatakan hampir sepenuhnya mengikuti ajaran Islam, karena partai PKS Salah satu partai Islam yang menurut saya sinkron dengan ajaran budaya Minangkabau dengan falsafah nya "Adat basandi Syara', Syara' basandi kitabullah." Dimana Adat dan Agama Islam merupakan hubungan yang tidak bisa terpisahkan oleh suku Minangkabau. Dengan kemenangan nya 3 Periode, PKS telah menjadi kan provinsi sumatera barat berbasis syariah, seperti membentuk wisata halal dan bank berbasis syariah, beberapa penghargaan khusus telah terima oleh provinsi sumatera barat sebagai provinsi yang dermawan yang diberikan oleh lembaga Kemanusiaan ACT ( Aksi Cepat Tanggap ), ini membuktikan bahwa ajaran adat Minangkabau yang saling bergotong royong dan saling membantu telah di terapkan oleh masyarakat Sumatera Barat sesuai ajaran dan falsafah yang di anut oleh suku dan budaya nya.
Kemenangan PKS sebagai BA 1 di Sumatera Barat 3 periode berturut-turut juga membawa dampak negatif untuk perekonomian dalam Sumatera Barat, bahwa para investor luar sangat susah masuk dan berkontribusi untuk pembangunan sumatera barat, karena program Wisata Halal dan program Syariah membuat para investor yang non Islamic susah untuk mendapatkan izin dan dukungan dari warga Sumatera Barat ini, karena kental nya Ajaran Islam dengan budaya nya yang berlandaskan Adat basandi Syara', Syara' basandi kitabullah. Kita tahu bahwa diantara founding father Indonesia ada tokoh yang sangat berpengaruh yaitu Mohammad Hatta yang berasal dari Luhak Agam, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Pemikiran Mohammad Hatta tentang demokrasi ekonomi, kenapa masyarakat Sumatera Barat tidak mengikuti pemikiran Mohammad Hatta tentang demokrasi ekonomi? Mohammad Hatta Merupakan putra asli daerah minangkabau seharusnya wilayah kawasan Sumatera Barat perekonomian nya lancar dan di lengkapi fasilitas yg memadai, tetapi dengan konsep ke islaman, perekonomian di Sumatera Barat dan para investor masuk pun terbatas, padahal dengan ekonomi yang mumpuni membuat suatu daerah menjadi berkembang dan tingkat pengangguran suatu daerah jadi berkurang karena lapangan kerja yang tersedia lumayan cukup banyak jika perusahaan-perusahaan para investor luar masuk ke Sumatera Barat.
Dalam sejarah praktik politik modern di Sumatera Barat, ninik mamak pernah membentuk golongan sendiri. Pada masa kemerdekaan, ada Partai MTKAAM (Majelis Tinggi Kerapatan Adat Alam Minangkabau) yang mengeklaim sebagai wadah politik para pemimpin adat. Pada Pemilu 1955, Partai MTKAAM menjadi kontestan, namun dilihat dari hasil perolehan suaranya yang kecil, partai ini agaknya tidak mewakili semua elemen ninik mamak dan massanya di Minangkabau. Banyak juga penghulu mendukung partai lain, terutama Masyumi dan Perti, sebagai dua partai teratas di Sumatera Barat (Menurut Bapak Israr Iskandar Dosen Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas).
REFERENSI :
Iskandar, Israr. NINIK MAMAK DAN POLITIK DI MINANGKABAU. Dosen Fakultas Ilmu Sejarah. Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Andalas. https://m.kumparan.com/israr-iskandar/ninik-mamak-dan-politik-diminangkabau-217CgBokkos
 Effendi, Nursyirwan. BUDAYA POLITIK KHAS MINANGKABAU SEBAGAI ALTERNATIF BUDAYA POLITIK DI INDONESIA. https://jmi.ipsk.lipi.go.id/index.php/jmiipsk/article/view/107