Arman baru saja keluar dari rumah sakit. Ya, Arman baru saja dirawat karena mengalami patah kaki. Saat itu, karena tidak hati-hati, ia ditabrak oleh pengemudi sepeda motor.
Kata dokter, Arman harus menunggu sekitar seminggu untuk bisa kembali bersekolah. Setiba di rumah, Arman dirawat oleh ibu.
Ayah Arman sedang bekerja di luar kota. Oleh karena itu, ibu sendirilah yang mengurus Arman seorang diri.
Malam itu, ibu mendapat telepon dari kantornya bahwasanya terdapat bencana gunung api di luar pulau. Karena ibu seorang anggota tim SAR, ibu pun harus pergi ke luar pulau untuk mengevakuasi warga.
Akhirnya, ibu pun menitip Arman kepada neneknya esok harinya. Ibu juga mengatakan akan menjemput Arman pada hari Sabtu pagi.
Arman pun sangat senang bukan main dapat tinggal di rumah nenek walau hanya sampai Sabtu. Hari ini hari Senin berarti masih ada 4 hari lagi.
Nenek pun banyak membantu dan merawat Arman. Dari membuatnya makanan sampai membantu Arman untuk membersihkan badan.
Esok harinya di hari Selasa, nenek berangkat ke sekolah untuk mengajar. Nenek Arman adalah seorang guru paruh waktu di sebuah sekolah tak jauh dari rumah nenek.
Arman merasa kesepian tetapi nenek sudah memanggil Mpok Faidah untuk merawat Narman sementara sampai siang hari.
Ketika Arman bosan di tempat tidur pagi itu. Muncul seorang anak sebaya Arman di depan pintu kamarnya. Dia menyapa Arman dengan senyum yang hangat.
Arman pun terkejut dan menanyakan siapa nama anak itu. Anak itu pun mendekati Arman sambil memperkenalkan dirinya. Namanya Heri.