Setelah ia selesai bernyanyi, Bu Beatrice hanya diam saja. Beliau tidak memberikan komentar apapun.Â
Kemudian, Bu Beatrice mengajak Hana untuk latihan vokal di lereng gunung yang tidak jauh dari rumahnya. Hana tentu setuju untuk pergi bersama guru barunya tersebut.
Setelah sampai, Bu Beatrice meminta Hana untuk bernyanyi. Hana pun menuruti permintaan gurunya.
Namun tak lama setelah ia bernyanyi, Hana mendengar suara yang sangat menyakitkan telinganya sendiri. Ia tidak kuasa menahan suara itu dan buru-buru menutup telinganya.
Hana bertanya kepada gurunya darimana asalnya suara buruk tersebut. Bu Beatrice menjelaskan bahwa suara itu adalah suara Hana sendiri yang bergema di lereng gurung ini.
Hana tidak percaya dengan penjelasan Bu Beatrice. Setelah itu, Bu Beatrice pun membuktikannya dengan cara bernyanyi sama persis dengan yang dilakukan Hana.
Dengan pengalaman bernyanyinya, Bu Beatrice bernyanyi sangat indah dan suaranya yang merdu itu terpantul-pantul di lereng gunung tersebut.Â
Hana pun dibuat kagum dengan suara guru barunya tersebut. Bu Beatrice pun menasihati Hana untuk mendengarkan kritik dari orang lain demi kebaikan Hana. Beliau juga berpesan untuk tetap semangat dalam bernyanyi.
Hana pun menyesal karena sudah banyak memberhentikan guru vokal sebelumnya dan ia bersyukur diajar oleh Bu Beatrice.
Akhirnya, tahap demi tahap latihan yang dijalani oleh Hana bersama Bu Beatrice membuat  suaranya menjadi lebih baik dan disukai oleh banyak orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H