Pagi itu, kelas Tia kedatangan seorang siswi bule dari Australia. Gadis itu memperkenalkan diri di depan seluruh murid menggunakan bahasa Inggris.
Gadis itu bernama Alice. Alice juga sebaya dengan Tia. Ia pindah ke Indonesia mengikuti ayahnya yang bekerja di kedutaan Australia di Indonesia.
Tidak perlu banyak waktu beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya, Alice sudah cukup akrab dengan murid di sekolah walaupun masih kesulitan berbahasa Indonesia
Tia sebenarnya ingin berteman dengan Alice. Karena Tia berasal dari keluarga yang sederhana. Ayahnya adalah seorang pengrajin dan penyewa ondel-ondel. Oleh sebab itu, ia gengsi untuk berkenalan dengannya.
Suatu siang, Tia hendak pergi ke kamar mandi. Ia mendengar suara minta tolong dari suatu pintu dalam kamar mandi. Anehnya dengan menggunakan kata "help".
Tia melihat bahwa pintu itu dikunci dari luar dan tentunya ada seorang yang iseng yang mengunci dari luar. Tia pun membuka pintu.
Dan ternyata orang yang minta tolong adalah Alice. Alice mengucapkan "thank you" kepada Tia. Tia yang gugup membalas dengan mengucapkan "you're welcome".
Mulai dari hari itu, Tia dan Alice menjadi semakin akrab. Alice juga sering mengajak Tia ke rumahnya bermain.
Tia juga sering berkomunikasi dengan Alice menggunakan bahasa Inggris dan Alice juga sebaliknya. Baik kemampuan bahasa Inggris Tia  dan kemampuan bahasa Indonesia Alice sama-sama meningkat.
Tetapi, setiap kali Alice ingin bermain ke rumah Tia. Tia selalu menolaknya. Tia berdalih bahwa ayahnya adalah pengusaha yang sibuk dan rumah Tia digunakan sebagai kantor yang dipakai oleh ayahnya.
Tia takut apabila Alice tahu pekerjaan ayahnya, Alice tidak akan mau berteman dengannya.