Mohon tunggu...
Fransiskus Sangaji Darma
Fransiskus Sangaji Darma Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seminaris tingkat pertama Seminari Mertoyudan Magelang

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pengalaman di Seminari Mertoyudan

3 Oktober 2024   08:49 Diperbarui: 3 Oktober 2024   08:53 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

   Halo semuanya, perkenalkan nama saya Fransiskus Sangaji Darma Songga biasa dipanggil Frans, saya berasal dari Sragen. Sekarang saya ingin menceritakan pengalaman saya selama 4 bulan di SEminari Mertoyudan.

   Saya masuk ke Seminari Mertoyudan pada tanggal 21 Juli 2024, saya diantar oleh keluarga dan ibu saya. Saat saya pertama kali masuk sebenarnya saya merasa iri terhadap teman-teman yang diantar oleh kedua orang tuanya, karena saya hanya diantar oleh ibu dan keluarga tidak dengan kehadiran seorang ayah, ayah saya tidak bisa datang karena beliau sudah dipanggil Tuhan pada tahun 2021.

   Saya masuk ke Seminari Mertoyudan, karena saya ingin menjadi seorang Romo Diosesan Semarang. Walaupun sebelum saya mau masuk ke Seminari saya memerlukan banyak pertimbangan dan banyak halangan yang berasal dari mental dan hati saya. Tetapi setelah masuk ke sini saya lebih merasa panggilan saya sudah mulai tumbuh dan semakin semangat untuk mencapai keinginan saya.

    Saat saya menjalani masa 40 hari (masa karantina) saya cukup tertekan bahkan saya merasa ingin pulang, apalagi saat saya menjalani masa karantina nilai saya dibilang jelek, karena saya belum mulaiterbiasa untuk duduk dan belajar selam studi 1. Jadi, bisa dikatakan bahwa saya kurang mengunakan waktu studi dengan baik. 

    Saya mulai sudah terbiasa dengan kebiasaan di Seminari Mertoyudan setelah HOT, Karena menurut saya stelah HOT saya bisa semakin bersemangat setelah bertemu dengan orang tua dan setelah diberi semangat oleh orang tua. Dan setelah itu merupakan titik balik seorang Frans yang semakin semangat untuk belajar dan mengejar materi yang ketinggaln untuk mecapai cita-cita untuk menjadi seorang Romo Diosesan Semarang. 

    Dari pengalaman ini saya merefleksikan bahwa segala sesuatu yang kita mulai dengan lapang dada dan hati yang ikhlas akan berakhir menyenakngakan, dan juga kita harus rela merubah habitus (kebiasaan) yang jelek ketika di tempat yang lama dan merubah menjadi kebiasaan yang lebih baik

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun