Mohon tunggu...
Fransiskus Purba
Fransiskus Purba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pornografi pada Usia Remaja: Akibat dan Upaya Pencegahannya

3 Desember 2024   16:36 Diperbarui: 3 Desember 2024   16:36 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fransiskus Purba, Herbert Tambunan, Muhammad Rafialdi

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan

 

          Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, animasi, kartun, percakapan, gerakan tubuh, atau bentuk pesan lain melalui berbagai media komunikasi. Sedangkan kecanduan pornografi menyebabkan seseorang ingin melakukan pencabulan serta seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat. Kecanduan adalah dimana tubuh atau fikiran kita dengan parahnya sangat memerlukan sesuatu agar dapat bekerja dengan baik. Kecanduan pornografi bagi penggunanya juga memperlambat perkembangan pada otak yang seharusnya berkembang dengan baik pada masa remajanya, ada proses dimana bagian otak yang banyak digunakan akan berkembang sedangkan bagian otak yang jarang digunakan akan terpangkas. Jika kecanduan pornografi tidak bisa diatasi pada diri seseorang akan menimbulkan perubahan konstan pada neurotransmitter, menyebabkan perubahan sistem limbic, melemahkan sistem kontrol, sehingga dapat terjadi perubahan fungsi otak termasuk emosional, kosentrasi, dan perilaku. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju dewasa, dimana seseorang mengalami perubahan yang signifikan dari fisik, mental, maupun pola fikir. Di masa remaja ini seseorang lebih cenderung mengekspresikan dirinya untuk mencoba hal-hal baru yang belum mereka ketahui. Masa remaja ditandai dengan masa pubertas dimana kematangan seksual dan psikososialisasi yang sangat berkaitan dengan perubahan seksual, dimana perubahan tersebut memberikan kontribusi menyatukan seksualitas pada remaja. (Triasiana, 2023)

          Kehidupan sebagai remaja merupakan salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia. Banyak terjadi perubahan baik dari segi kognitif, fisik maupun psikis. Remaja adalah mereka yang berusia 10-20 tahun, dan ditandai dengan perubahan dalam bentuk dan ukuran tubuh, fungsi tubuh, psikologi dan aspek fungsional. Masa remaja menggambarkan dampak perubahan fisik, dan pengalaman emosi yang mendalam. Masa remaja adalah masa yang penuh gejoiak. Kelompok remaja di Indonesia sebagaimana disebagian besar negara di dunia, memiliki proporsi kurang lebih 1/5 dari jumlah seluruh penduduk. Menurut Undang Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang disebut anak adalah seseorang yang berusia O (dalam kandungan) sampai usia 18 tahun. Di dalam kategori anak menurut undang-undang tersebut, remaja termasuk di dalamnya, karena Departemen Kesehatan Dunia menganut batasan umur remaja sesuai dengan batasan WHO, yaitu antara 10 - 19 tahun.

          Pertumbuhan dan perkembangan dramatis yang menandai masa remaja ini diikuti oleh perubahan emosi dan intelektual dan pemikiran sebab akibat dari konkrit ke abstrak. Masa ini dipenuhi dengan keyakinan bahwa remaja menghadapi situasi dimana mereka bukan lagi anak namun belum lagi dewasa. Secara biologis mereka dapat menjadi ayah atau ibu tetapi tidak siap menyandang tanggungjawab sebagai orang tua. Mereka merasakan kebutuhan akan kemerdekaan tetapi masih bergantung pada orang tua dalam pemenuhan kebutuhan materialnya. Masa ini juga merupakan masa pencarian jati diri dengan mencoba hal-ha baru, termasuk perilaku berisiko. Perubahan yang sangat menonjol pada remaja yaitu terjadinya peningkatan minat dan motivasi terhadap seksualitas, hal ini sangat dipengaruhi oleh perubahanperubahan fisik terutama pada organ-organ seksual dan perubahan hormonal yang mengakibatkan munculnya dorongandorongan seksual pada diri remaja. Kondisi ini membuat para remaja mencari informasi dengan berbagai sumber, apalagi saat ini mengakses segala sesuatu hal yang diinginkan merupakan hal yang sangat mudah. Pencarian informasi tentang perilaku seksual remaja saat ini sangat didukung oleh perkembangan dan kemajuan teknologi informasi berupa internet yang sedang diminati dan digemari oleh remaja. Internet meliputi gadget dan smartphone yang banyak digunakan remaja dalam interaksi sosial mereka. Kemajuan teknologi ibarat dua mata pisau, di satu sisi sangat menguntungkan, di sisi lain bisa berbahaya. Salah satu dampak negatif dari kemajuan teknologi berupa internet adalah mudahnya mengakses pornografi dan pornoaksi yakni internet pornografi. (Sari, 2018)

          Selain akses internet yang mudah, faktor lain yang yang diduga menjadi penyebab remaja kecanduan pornografi pada remaja antara lain masih minimnya pengawasan orang tua dan pendidikan seks remaja. Kecanduan pornografi dapat berdampak negatif pada remaja, seperti terganggunya fungsi aspek kognitif, emosi, dan kehidupan sosial. Hal ini dapat menyebabkan persepsi yang menyimpang tentang hubungan dan seks. Studi terhadap remaja di Indonesia menunjukkan bahwa remaja yang kecanduan pornografi cenderung memiliki keyakinan seksual yang salah. Kecanduan pornografi juga menggiring remaja pada aktivitas seksual yang tidak sehat, termasuk seks pranikah. Oleh sebab itu, penting bagi remaja untuk memahami seksualitas dari aspek fisik, emosional, dan sosial sehingga mampu membuat keputusan yang sehat tentang perilaku seksual mereka. Disini, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mendukung perkembangan remaja, dengan cara berkomunikasi, memberi edukasi tentang kesehatan dan bahaya seksualitas. (Asfari, 2022)

          Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan dari penulisan artikel ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan menonton film porno pada remaja dan dampak yang ditimbulkan akibat kebiasaan tersebut terhadap aktivitas sosialnya sehari-hari. Penelitian ini nantinya diharapkan akan dapat memberikan solusi untuk menyadarkan masyarakat betapa bahayanya kecanduan pornografi di kalangan remaja. Karena remaja adalah generasi penerus bangsa dan tulang punggung Bangsa yang akan menentukan masa depan negara Bangsa Indonesia kedepannya. (Afriliani, 2023)

Remaja dan Pornografi

          Remaja merupakan fase peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa. Fase remaja menjadi krusial bagi perkembangan manusia karena pada fase ini, remaja mengalami pubertas. Pubertas adalah fase ketika remaja mengalami perubahan fisik dan emosi. Remaja juga akan merasakan perubahan pada fungsi-fungsi seksual dan reproduktif mereka. Perubahan ini dapat menimbulkan rasa penasaran mereka terhadap perubahan secara seksual yang mereka alami. Saat pubertas, remaja juga akan membentuk pola perilaku yang memiliki implikasi terhadap pembentukan identitas diri dan pengambilan keputusan mereka. Oleh karena itu, penting untuk memberi dukungan dan bimbingan kepada remaja saat memasuki masa pubertas dengan sehat dan selamat. Dengan berkembangnya teknologi digital, remaja lebih rentan terekspos dan mengakses konten-konten di internet yang negatif, salah satunya pornografi. (Rifa, 2023)

          Remaja masa kini seolah-olah tidak terpisahkan dari pornografi. Perbuatan ini mengikis benang moral yang membuat bangsa Indonesia dapat kehilangan generasi remaja yang berkualitas secara pertimbangan moral dan etika. Dalam tahap yang lebih serius, kecanduan pornografi dapat menghancurkan perkawinan. Etika Kristen dengan tegas mengatakan perbuatan ini melawan hukum Allah bahkan melawan Allah sendiri sebagai sang otoritas hukum. Apa pun gambar yang sering dipakai untuk menyenangkan mata cenderung memengaruhi kehidupan seseorang. Gambar yang baik memberi dampak yang baik, dan gambar yang merusak memberi dampak yang merusak. Mata adalah gerbang menuju jiwa, dan setiap orang yang menginginkan karakter baik perlu mengawal gerbang menuju lubuk hatinya Mengakses pornografi bukanlah masalah besar jika diikuti oleh edukasi yang memadai tentang pornografi itu sendiri. Minimnya edukasi tentang pornografi menjadi bahaya tersendiri yang akan dialami generasi muda kedepannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun