Kepada semesta aku menengadah sembari melarikan doa dengan rapih
Berharap semua pinta tersusun puitis dalam bait puisi
Semua ingin pulang bukan sekedar angan
Berlalu bagai asap yang membumbung, hilang diterpa angin
Aku harus pulang menjawab semua resah yang menggunung dalam sukmaku
Setelah melantunkan doa dengan khusuk di sebuah surau sore itu
Aku menyadari, pulang adalah jawaban akan kebimbangan yang menderaku
Sebelum detik berubah menit pada jam dinding menggelinding di dinding
Pulangku adalah kerinduan yang menggunung dari rumahku
Kelanaku meninggalkan kesedihan di gubuk tua yang terus membumbung asapnya setiap saat
Aku yakin, asap itu adalah harapan, penantian yang tak pernah berhenti