Aku meringkuk di atas tempat tidur sembari mengisak tangis penyesalan
Menyesal mengenang kisah ketika aku tak pernah berpikir dua kali meladeni nafsu birahimu
Aku terjebak dengan rayuan manja dari bibirmu yang puitis
Bahkan aku memujimu kala itu atas semua bait-bait yang kau susun dengan rapi padaku
Yang membuatku kegilaan denganmu adalah tentang makna hidup yang kau ceritakan padaku
Kamu terlihat dewasa, ternyata itu hanya dari bibirmu
Sedang hati seperti ingin menerkamku seperti harimau yang lapar
Kini engkau telah merenggut kepermpuananku
Sementara aku terus memenjara diri dalam kamar yang tak lagi melihat siang maupun malam
Doa kepada Tuhan pun enggan lagi kulakukan seperti dulu yang dengan lantang membelanya bahkan setiap berpapasan denganmu
Aku hanya meneguk penyesalan setiap melihat daging pada tubuhku yang terus mengurus