Mohon tunggu...
Healthy

Tugas Individu 2_9_Fransiskus Mikael Chandra

14 Agustus 2018   16:55 Diperbarui: 17 Agustus 2018   20:55 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

MENONTON TELEVISI TERLALU DEKAT DAPAT MERUSAK MATA

Saat kita kecil, sering kali kita diingatkan oleh orang tua untuk tidak menonton televisi terlalu dekat karena dapat merusak mata.  Tetapi sesungguhnya, apakah benar jarak menonton televisi yang terlalu dekat dengan mata kita, dapat merusak mata ?

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Li SM et al. di China pada tahun 2015, dengan subjek 1.553 anak dengan umur rata-rata 12,7 tahun, menunjukkan bahwa aktivitas menonton televisi dengan jarak lebih kecil atau sama dengan 3 meter berpengaruh terhadap kesehatan mata khususnya menyebabkan rabun jauh dan bertambah panjangnya panjang aksial mata. Dari data 1.770 anak dengan rata-rata spherical equivalent -1.62.1 D dan rata-rata panjang aksial mata 24.11.1 mm, data yang dapat digunakan untuk kasus jarak menonton televisi terlalu dekat dengan mata adalah sebanyak 1.553 anak. Responden dengan jarak menonton televisi lebih kecil atau sama dengan 1 meter, memiliki rata-rata spherical equivalent -2.44 D jika dilihat pada satu aspek saja. Ketika diamati dengan mempertimbangkan aspek lain berupa umur, jenis kelamin, jumlah orang tua yang mengalami miopia, memiliki rata-rata spherical equivalent -2.49 D. Responden dengan jarak menonton televisi diantara 1-2 meter, bila dilihat dari satu aspek saja memiliki rata-rata spherical equivalent -1.84 D, sedangkan rata-rata spherical equivalent yang diperoleh ketika memperhatikan aspek lain adalah sebesar -1.83 D. Responden dengan jarak menonton televisi diantara 2-3 meter, dengan melihat pada satu aspek saja memiliki rata-rata spherical equivalent -1.46 D, sedangkan dengan menganalisisnya dengan aspek lain memiliki rata-rata spherical equivalent -1.52 D. Responden dengan jarak menonton televisi lebih besar dari 3 meter, ketika diteliti dengan hanya memerhatikan satu aspek, memiliki rata-rata spherical equivalent paling rendah, yakni -1.14 D. Jika responden yang sama diteliti dengan memperhatikan aspek lain, memiliki rata-rata spherical equivalent sama dengan -1.26 D.1

Jika dibandingkan dengan penyebab miopia lain seperti lama membaca buku, miringnya kepala saat menulis, penggunaan lampu meja, jarak pandang buku, dan lampu malam, menonton televisi yang terlalu dekat dengan mata memiliki pengaruh yang paling signifikan dibandingkan faktor lainnya, dengan nilai P lebih kecil dari 0.0001 (nilai P dengan lebih kecil dari atau sama dengan 0.05 dinilai memiliki pengaruh yang kuat atau semakin mendekati dengan kondisi benar), dan ketika dibandingkan dengan hasil analisis dengan mempertimbangkan beberapa faktor lain, nilai P yang di dapat adalah sebesar lebih kecil dari 0.0001.1 Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh menonton televisi yang terlalu dekat dengan mata, benar memiliki pengaruh yang signifikan, bahkan tidak terpaut dengan jenis kelamin seseorang, tinggi badan, dan keturunan.

Setelah diteliti lebih lanjut, pada responden dengan jarak menonton televisi lebih kecil dari atau sama dengan 3 meter, dengan memperhatikan satu aspek saja, memiliki rata-rata panjang aksial mata sebesar 24.18 mm. Pada responden yang sama pula ketika dipertimbangkan faktor-faktor lain, didapatkan nilai rata-rata panjang aksial mata sebesar 24.18 mm. Sedangkan pada responden dengan jarak menonton televisi lebih besar dari 3 meter, memiliki rata-rata panjang aksial mata sebesar 23.93 mm. Namun, ketika mempertimbangkan faktor-faktor lain, didapatkan hasil  sebesar 23.92 mm.1

Dengan selisih sebesar 0.26 mm pada analisis dengan memperhatikan faktor lain, menonton televisi dengan jarak yang dekat dengan mata memiliki pengaruh yang besar terhadap munculnya miopia, dengan nilai P sama dengan 0.0002 yang berarti memiliki kemungkinan muncul miopia yang lebih besar jika dibandingkan dengan nilai P sama dengan 0.0007 pada analisis dengan menggunakan satu faktor.1

Rabun jauh atau miopia itu sendiri adalah kelainan jatuhnya bayangan yang berasal dari benda yang jauh, di depan retina dengan kondisi otot siliaris yang berelaksasi. Miopia dapat terjadi akibat terlalu panjangnya panjang aksial mata atau akibat bentuk lensa yang memiliki nilai kelengkungan melebihi batas normal.2

Namun, perlu dicatat pula bahwa menonton televisi dalam jarak yang wajar tidak akan menyebabkan miopia. Penelitian lain yang dilakukan di Pomeranian Medical University, Szczecin,Polandia pada tahun 2016 dengan subjek penelitian 5.601 anak dengan rata-rata usia 11.9 + 3.2 tahun, membuktikan lama menonton televisi dalam jarak yang sesuai tidak memiliki pengaruh terhadap perkembangan kelainan rabun jauh pada subjek. Nilai P yang ditemukan sama dengan 0.31, yang menunjukkan tidak adanya keterkaitan yang signifikan antara lama menonton televisi dengan perkembangan miopia.3

Menonton televisi dari jarak yang dekat sekali dengan mata menyebabkan daya akomodasi mata yang dilakukan oleh otot siliaris menjadi berlebihan, sehingga mengakibatkan hipertropi dan atropi pada otot siliaris yang menyebabkan seseorang mengalami rabun jauh, serta memperpanjang panjang aksial mata yang juga menjadi penyebab rabun jauh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa apa yang diingatkan oleh orang tua kita pada saat kita kecil itu benar. Mulai dari sekarang, menontonlah televisi dengan jarak yang sesuai untuk menjaga kesehatan mata kita, serta aturlah lama menonton televisi untuk mencegah terjadinya kelelahan pada mata. Sayangilah mata anda karena sulit untuk mengembalikan kesehatan mata seperti sedia kala jika sudah terganggu.

 

 

 

REFERENSI

 

1.         Li S-M, Li S-Y, Kang M-T, Zhou Y, Liu L-R, Li H, et al. Near work related parameters and myopia in Chinese children: the Anyang childhood eye study. Public Library of Science One [Internet]. 2015 [cited 2018 Aug 6];10(8):1–13. Available from: https://remote-lib.ui.ac.id:2063/docview/1701896078/fulltextPDF/9CC3793570C94CEBPQ/1?accountid=17242 DOI: 10.1371/journal.pone.0134514

2.         Hall JE. The eye: i. optics of vision. Guyton and Hall textbook of medical physiology. 13th edition. Philadelphia, PA: Elsevier; 2016. p. 635-46.

3.         Czepita M, Kuprjanowicz L, Safranow K, Mojsa A, Majdanik E, Ustianowska M, et al. The role of reading, writing, using a computer, or watching television in the development of myopia. Ophthalmology Journal [Internet]. 2016 [cited 2018 Aug 5];1(2):53–57. Available from: https://journals.viamedica.pl/ophthalmology_journal/article/view/44923 DOI: 10.5603/OJ.2016.0009

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun