Mohon tunggu...
Fransiskus Jonathan Muljadi
Fransiskus Jonathan Muljadi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pelajar SMA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Bersenjata Ukraina-Rusia

8 November 2024   09:52 Diperbarui: 8 November 2024   10:19 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perang antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung tanpa adanya tanda-tanda akan berhenti dalam waktu yang dekat. Kedua negara saling menyerang satu sama lain tanpa mempedulikan dampak yang mereka berikan kepada rakyat sipil. Hasilnya, banyak warga yang kehilangan nyawa ataupun harta bendanya. Kerugian material dalam bentuk properti dan harta menjadi bentuk kehilangan utama yang sangat dirasakan oleh masyarakat Ukraina, terutama pada Kota Kiev yang merupakan ibukota Ukraina. Kerugian imaterial juga dirasakan oleh rakyat sipil karena mereka harus merasakan kengerian akibat perang seperti kematian, luka, dan berbagai bentuk penyakit mental seperti PTSD.

Perang yang sangat panjang menjadi bentuk keegoisan pemimpin. Mereka yang memiliki kepentingan politik dan ekonomi menggunakan perang sebagai alasan untuk menguntungkan diri mereka masing-masing. Keuntungan seperti jabatan, uang, dan lainnya menjadi alasan bagi mereka untuk tetap meneruskan perang. Perang juga menjadi lapangan agar mereka bisa bertindak secara bebas. Banyak keuntungan material yang mereka terima secara tidak halal seperti bonus yang diterima setelah sukses menyelesaikan sebuah misi.

Perang yang berlangsung selama 2 tahun ini menyebabkan kerusakan di berbagai tempat di Ukraina. Infrastruktur penting seperti rumah sakit, gedung pemerintahan, fasilitas umum, bahkan sekolah menjadi dampak dari serangan Rusia. Ribuan bangunan yang tadinya utuh berubah menjadi puing-puing batuan tidak berbentuk dan tidak fungsional. Kerusakan tersebut mengharuskan penghuni Ukraina mengungsi ke tempat yang lebih aman dan meninggalkan kota asal mereka sendiri. Tempat pengungsian yang mereka huni tidak mampu menunjang kebutuhan mereka seperti pangan dan pendidikan untuk anak kecil.

Serangan tersebut mengakibatkan banyak tragedi. Anak-anak harus terpisah dari orang tuanya dan tidak sedikit yang meninggal. Selain itu, anak-anak juga tidak dapat membangun masa depan mereka karena sekolah telah dihabiskan oleh serangan Rusia. Guru-guru yang tadinya bertugas mendidik anak sekarang memiliki kewajiban yang sangat berbeda, yaitu menjaga agar anak-anak didik mereka tetap hidup. Hasilnya, anak-anak tidak memiliki kualitas pendidikan yang baik dan mereka tumbuh tanpa mendapatkan kemampuan dasar seperti membaca dan menghitung. Pertumbuhan mereka pun sangat terhambat karena banyak dari mereka kehilangan orang tuanya sehingga tidak ada sosok panutan yang dapat membantu mereka untuk menjadi bagian dari kehidupan sosial.

Perang bersenjata

Perang Ukraina dan Rusia termasuk sebagai perang bersenjata, yaitu jenis perang yang menggunakan serangan fisik untuk menghancurkan lawan. Senjata yang digunakan adalah inovasi modern dengan riset bertahun-tahun. Hasilnya, senjata tersebut dapat menjalankan fungsinya dengan mudah, yaitu memusnahkan lawan. Senjata pemusnah massal seperti bom nuklir dan sebagainya adalah contoh kekejaman yang dapat dihasilkan dari perang bersenjata. PBB pun melarang penggunaan senjata tidak manusiawi seperti itu karena dinilai sangat kejam. 

Perang bersenjata sangat berkebalikan dengan perang diplomasi yang dijalankan sepenuhnya oleh pemimpin-pemimpin negara. Perang diplomasi tidak menggunakan senjata untuk melakukan perlawanan, melainkan kebijakan dan kesepakatan. Perundingan adalah senjata utama yang digunakan oleh para pemimpin dan wakil negara untuk bisa mendapatkan keuntungan terbesar bagi negara mereka masing-masing. Hal tersebut menimbulkan kerugian fisik yang sangat minim, bahkan mencapai nol. Bentuk perang ini sangat menguntungkan bagi semua pihak karena perang dapat berlangsung secara damai dalam waktu yang panjang untuk mencapai kesepakatan yang disetujui kedua pihak. Hal tersebut menjamin hasil dari perang tidak menimbulkan kerugian, tetapi menghasilkan keuntungan terbesar bagi kedua pihak.

Dalam dunia modern ini, perang bisa diibaratkan sebagai permainan catur. Setiap langkah membutuhkan pemikiran yang matang dengan perhitungan yang detail. Langkah tersebut bukan hanya untuk menyerang, melainkan juga untuk bertahan. Negara harus bisa menjaga agar tidak kehilangan bidak dalam setiap langkahnya. Maka, diperlukan perhitungan yang dapat menghasilkan hasil paling efektif untuk memenangkan perang.

Sama halnya dengan catur, perang juga membutuhkan prediksi dan tebakan agar kita bisa menjaga diri dari serangan di masa depan. Sebuah negara harus bisa membaca apa yang akan dilakukan oleh lawannya sehingga bisa diantisipasi. Untuk itu diperlukan analisa mendalam terkait apa yang dimiliki lawan, kebiasaan lawan, dan sebagainya. Aset lawan seperti pion dalam catur dapat dianggap sebagai senjata dalam perang modern. Aset tersebut harus diantisipasi agar tidak digunakan dengan mudah.

Dampak Perang

Dampak yang ditimbulkan oleh perang adalah kerugian bagi banyak sekali pihak yang tidak bersalah. Anak-anak dan kaum sipil menjadi korban dari serangan tidak bertanggung jawab Rusia. Mereka seharusnya bisa mendapatkan masa depan yang cerah. Namun, segalanya dihancurkan oleh keegoisan para petinggi negara.

Perilaku egois semacam itu seharusnya ditinggalkan sejauh mungkin karena sangat merugikan bagi orang-orang tidak bersalah. Idealnya, anak-anak mendapatkan masa kecil yang indah dengan penuh tawa dan pendidikan dasar yang dapat membangun pondasi kuat agar mereka bisa tumbuh dewasa secara sempurna. Dengan adanya perang, mereka tidak bisa mendapatkan masa kecil yang baik dan akan berdampak ke masa depan mereka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun