Mohon tunggu...
Fransiskus Allo
Fransiskus Allo Mohon Tunggu... Politisi - Aktifis Pemuda Katolik, . Saat ini menjadi Ketua Bidang Politik dan Kaderisasi Pemuda Katolik Komcab Tana Toraja, Ketua Organisasi dan Kaderisasi KNPI Tana Toraja

Lahir di Tanatoraja, Orang Toraja sekaligus Orang Indonesia yang mencintai Indonesia. Belajar dari Alam dan terdidik oleh pengalaman hidup yang terus berjalan hingga suatu saat akan berakhir pada WaktuNya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Karni Illyas Idealisme yang Tersandera

11 Agustus 2014   01:41 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:53 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Karni Illyas atau bang Karni siapa yang tidak mengenal sosok satu ini,seorang wartawan senior,pejuang hukum yang sangat dihormati,beliau sudah malang melintang diberbagai media nasional yang sangat terkenal,sebutlah seperti TEMPO,SWARA KARYA,SCTV,ANTV dll membuat Ia layak kita anggap sebagai sosok yang patut diteladani oleh para jurnalis.Dibawah kepemimpin Karni Illyas TV ONE menjadi tv berita yang sanggup bersaing dengan tv berita lainnya di indonesia seperti Metrotv yang lebih dahulu hadir sebagai news tv di Indonesia.

Salasatu Top show yang sangat menarik jutaan penonton di tana air adalah Indonesia Lawyersclub dimana bang Karni langsung jadi presenternya,kehebatannya adala beliau sanggup membuat top show ini sangat menarik, menghadirkan narasumber yang kompeten, membuat kita rela duduk didepan tv berjam-jam menonotonnya.Bang Karni sangat piawai dalam memainkan irama pertanyaan sperti irama pertandingan sepak bola,kadang menyerang,bertahan juga pandai memancing Nara Sumbernya untuk berbicara apa adanya Ia juga terliahat sangat menguasai masalah yang sedang diperbincangkan.Itulah sekilas tentang Bang Karni, sayang menjelang Pilpres acara Indonesia Lawyersclub ini ditundah dengan alasan bahwa beliau mengambil cuti panjang.Mungkin banyak orang bertanya kemana Bang Karni selama proses Pilpres ini?,namun yang kita yakini beliau berusaha menghindar untuk tidak terlibat secara langsung dalam hal proses pemberitaan di TV ONE karena beliau tau media tempatnya mengabdi akan dijadikan corong propaganda Capres yang didukung Pemegang Saham yakni Aburisal Bakrie,dan hal demikian pasti sangat bertentangan dengan hati nurani beliau yang selama ini berjuang agar PERS menjadi corong untuk mengedukasi publik,memberikan fakta dan informasi apa adanya,berdiri pada posisi netral atau tidak partisan,dan PERS hanya boleh memihak pada kebenaran.

Apa daya Bang Karni hanyala Karyawan yang tidak sanggup melawan kemauan pemegang saham,idealisme serta gagasan beliau akhirnya tersandera.Jika mencermati apa yang terjadi di Tvone selama PILPRES kita melihat bahwa TV berita satu ini sudah keluar jalur dari kaidah jurnalistik yang benar,dan Bang Karni pasti malu dan sedih melihat itu semua. Fenomena Bang Karni yang tersandera memang bukanlah satu-satunya akan tetapi banyak dialami para jurnalis di tana air,yang harus tunduk pada kemauan pemegang saham,sehingga banyak media di tana air pada saat Proses Pilpres sangat partisan dan memihak.Tentu ini menjadi hal yang sangat meresahkan dan menjadi anti tesa terhadap PERS sebagai bagian dari pilar utamasuatu negara, memiliki tugas dan tanggung jawab moral dan etik kepada bangsa dan negara. PERS ebagai media komunikasi dan informasi bagi publik skaligus alat control bagi masyarakat dan pemerintah yang berkuasa,seharusnya berdiri netral alias non partisan, tetap kritis terhadap apapun yang dipandang kurang baik dan merugikan hak-hak publik/ masyarakat. Sebagai media yang menyampaikan informasih kepada publik PERS dituntut hanya menyampaikan kebenaran serta fakta dan informasi yang akurat apa adanya.Oleh karena itu dalam menjalankan fungsinya seperti ini PERS terikat padah kaidah dan etika jurnalistik yang ada.Sayang etika dan kaidah jurnlistik itu diterabas demi keinginan sang pemegang saham.Pers akhirnya tidak menghasilkan produk jurnalistik yang benar tetapi cendrung mengahsilkan produk jurnalis berbau propaganda.

Tentu ini menjadi kritikan dan pelajaran bagi semua yang terlibat dalam dunia PERS, baik itu para jurnalis,organisasi wartawan,komisi penyiaran indonesia dan juga terutama pemilik media.Kebebasan PERS yang kita raih dan perjuangkan dengan susah payah,ibarat sebua pedang yang tajam , jangan kiranya tersandera lagi oleh kepentingan pemilik media, dipergunakan secara sembarangan dan untuk tujuan kepentingan orang per orang atau kelompok tertentu.Kebebasan PERS seyogyanya digunakan untuk kepentingan kita bersama sebagai satu bangsa yang masih merindukan tegaknya hukum dan keadilan. SEMOGA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun