Mohon tunggu...
Fransiskus Allo
Fransiskus Allo Mohon Tunggu... Politisi - Aktifis Pemuda Katolik, . Saat ini menjadi Ketua Bidang Politik dan Kaderisasi Pemuda Katolik Komcab Tana Toraja, Ketua Organisasi dan Kaderisasi KNPI Tana Toraja

Lahir di Tanatoraja, Orang Toraja sekaligus Orang Indonesia yang mencintai Indonesia. Belajar dari Alam dan terdidik oleh pengalaman hidup yang terus berjalan hingga suatu saat akan berakhir pada WaktuNya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Toleransi dalam Perspektif Kehidupan Orang Toraja

3 September 2014   02:54 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:47 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kabupaten Tanatoraja adalah salasatu daera otonomi di Sulawesi Selatan,yang dihuni ole sala satu suku besar di Porfinsi Sulsel yakni suku Toraja, bagi sebagian orang yang senang berwisata nama Tanatoraja mungkin tidak terlalu asing terutama mereka penikmat wisata budaya .Tanatoraja merupakan daera yang memiliki keunikan tersendiri,warisan tradisi budaya turun temurun yang sudah berlangsung ribuan tahun masih dipelihara dan dilestarikan orang Toraja sampai saat ini.Bahkan Tanatoraja telah diusulkan kepada UNESCO,badan PBB untuk menjadikan Tanatoraja sebagai salasatu warisan budaya dunia.

Tanatoraja sendiri dihuni oleh penduduk dengan mayoritas beragama Nasrani atau Kristen sekitar 80% , Sisanya pemeluk agama lain seprti Muslim, dan Aluk Todolo (agama/kepercayaan warisan leluhur orangToraja dahulu kala, sebelum mengenal agama Kristen),kemudian Hindu dan Buddah.

Adalah sangat menarik mengamati kehidupan masyarakat Toraja dalam prespektif Toleransi bergama yang akhir-akhir ini terusik dibeberapa tempat di Indonesia.

Sebelum kata toleransi ini Populer dijaman Orde Baru sampai sekarang, praktek hidup bertoleransi sudah sangat nyata dialami masyarakat Toraja. Mengapa demikan? Jika anda keToraja anda akan menemukan bahwa orang Toraja sama sekali tidak mempersoalkan agama dan keyakinan seseorang,itulah sebabnya dalam sebuah rumpun keluarga besar, menganut agama yang berbedah merupakan hal yang lumrah dan biasa , ada yang Kristen ada yang Islam dan ada yang masih menganutAgama kepercayaan warisan leluhur, dan ini sama sekali bukan menjadi persoalan bagi sebuah rumpun keluarga di Toraja,mereka tetap hidup bersama sebagai sebuah keluarga yang sangat erat karena diikat oleh talih kekerabatan yang sungguh kuat. Walaupun demikian orang Toraja Akan marah jika ada sanak keluarga yang ditemukan sering berpindah-pindah agama ia akan dianggap mempermainkanAgama dan biasanya orang ini akan dikucilkan dari keluarga besar.Dalam pandangan orang Toraja, Aluk (agama) adalah sesuatu yang suci,agama apapun itu tidak terkecuali,sehingga tidak boleh dipermainkan.

Dalam kehidupan sehari-hari ,praktek kehidupan toleransisangat terasa dan mengagumkan,agama yang seringkali membuat kita berjarak dengan sesama karena perbedaan keyakinan,dikalangan Masyarakat Torajahal demikiansama sekali tidak nampak.Hal itu dapat kita buktikan ketika acara hari-hari besar keagamaan ,semuanyamengambil bahagian dan seolah-olah merupakan perayaan bersama,saling mengunjungi,bersilatuhrahmi serta bergembira bersama.Demikian halnya jika ada acara atau pesta keluarga mereka akan saling bergotong royong bahu membahu menyukseskan acara tersebut.Bahkan Jika ada tetangga umat muslim yang meniggal biasanya ada malam Tahlilan dan Tausiah dari para ustadatau ulama setempat,Umat Nasrani tidak pernah sungkan untuk hadir,bahkan kadang lebi banyak hadir dari umat muslim setempat.Demikian sebaliknya jika yang beragama Nasrani yang meninggal yang Muslim pasti hadir bersama membagi duka sebagai satu keluaraga dan saudara.Praktek semacam ini bukanlah hal yang dibuat-buat atau dipaksakan akan tetapi sungguh hidup dan dihayati Masyarakat Toraja dan nyata dalam praktik yang sudah berlangsung lama sampai hari ini.

Demikian halnya soal pendirian Rumah Ibadah, Masyarakat Toraja tidak pernah mempersoalkannya,itulah sebabnya Masjid dan Gereja di TanaToraja kadang-kadang bertetangga.Membangun rumah ibadah di Toraja tidak perlu minta tandatangan penduduk setempat,seperti yang ada dalam peraturan bersama menteri agama. Membangun Rumah Ibadah bagi orang Toraja justru dipandang sebagai hal yang sangat positifbagi kebaikan bersama sebagai masyarakat itulah sebabnya membangun rumah ibada ditoraja biasanya dilakukan secara gotong royong. Karena tempat ibadah merupakan tempat untuk mendidik orang untuk menjadi manusia yang berbudi dan berahlak yang benar.Hal ini sangatla berbedah dibeberapa tempat di Indonesia dimana mendirikan rumah ibadah saja merupakan hal yang sulit,bahkanmenjadi polemik seperti halnya kasus gereja Yasmin diBogor.

Itulah sedikit gambaran tentang kehidupan bertoleransi dikalangan Masyarakat Toraja,kiranya dapat menjadi saksi bahwa sebenarnya hal hidup bersama dalam perbedaan sudahada sebelum nusantara ini bersatu menjadi Indonesia,Dan pendiri bangsa ini sangat tepat menyimpulkannya dalam slogan Bineka Tunggal Ika. Adalah Naif jika masih saja ada pikiran segelintir anak bangsa ini yang hendak memaksakan kepercayan dan keyakinannya kepada orang lain,bahkan masih saja ada kelompok yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara Agama ditengah kebinekaan yang sudah mengakar ribuan tahun .Ini merupakan tantangan kita bersama sebagai sebuah bangsa untuk setia dan melindungiKebinekaan yang sebenarnya sungguh Indah ,ibarat sebuahtaman dengan aneka bunga. Salam Damai

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun