Sumber daya alam Indonesia yang sangat kaya menjadi anugerah  dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Mulai dari Sabang sampai Merauke menyimpan berjuta-juta potensi sumber daya alam yang dapat dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat. Mulai dari penggunungan hingga pesisir pantai menarik untuk dilihat secara lebih dekat dan untuk dikembangkan. Salah satu sumber daya alam yang menarik untuk dilihat yaitu hutan mangrove. Salah satu hutan yang menarik adalah hutan Mangrove pesisir Pantai Kadilangu, Kulon Progo. Penulis tertarik dengan Mangrove pantai Kadilangu karena memiliki potensi ekowisata yang dikembangkan oleh masyarakat sekitar. Hal tersebut menjadi menjadi hal yang positif karena meningkatkan perekonomian dari masyarakat sekitar pantai Kadilangu. Banyak wisatawan yang beduyun-duyun datang untuk menikmati keindahan Mangrove Kadilangu dan pemandangan Pantai Kadilangu.
Pengembangan ekowisata mangrove tentu mempunyai banyak tantangan karena mulai dari konsep yang akan dikembangkan tentu saja harus menarik dan tidak menghilangkan esensi fungsi dari ekowisata itu sendiri. Menurut Undang-undang nomor 33 Tahun 2009 ekowisata merupakan kegiatan wisata alam di daerah yang bertanggung jawab dengan memperhatikan unsur pendidikan, pemahaman, dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi sumber daya alam, serta peningkatan pendapatan masyarakat lokal. Masyarakat harus memperhatikan bagaimana mangrove tetap terjaga dengan baik. Kemudian bagaimana masyarakat sekitar harus dapat mempromosikan ekowisata yang sedang dikembangkan. Promosi sendiri dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan beberapa pemangku kepentingan di tingkat kabupaten. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat mengembangan ekowisata dengan merangkul berbagai pihak seperti sekolah, pemerintah khususnya dinas pariwisata dan dinas perhubungan.
 Berdasarkan amanat dari Undang-undang nomor 33 Tahun 2009  yang menjadi fokus adalah pendidikan. Masyarakat haru paham menganai konsep dan nantinya jika terdapat banyak pengujung yang datang, petugas harus dapat menjelaskan manfaat dari pengembangan ekowisata di pesisir pantai Kadilangu, Kulon Progo. Tentu, hal pendidikan menjadi hal yang sangat krusial. Pengujung mangrove setidaknya pulang tidak membawa tangan hampa tetapi juga membawa pulang pengetahuan mengenai manfaat dan potensi yang ada di Mangrove pantai Kadilangu. Tentu hal ini harus disusun secara sistematis dan terstruktur agar pengembangan wilayah ekowisata dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan.
Pengembangan sebuah ekowisata mangrove di pantai Kadilangu, Kulon Progo menjadi salah satu upaya untuk melestarikan hutan mangrove di pesisir pantai yang lambat laun sudah mulai hilang. Selain itu, hal yang penting adalah melestarikan berbagai hewan pengguni ekosistem mangrove mulai yang berukuran kecil hingga yang besar. Selain itu, dampak dari pengembangan ekowisata mangrove pantai Kadilangu Kulon Progo dapat mencegah terjadinya abrasi di pantai Kadilangu. Oleh karena hal tersebut, kehidupan masyarakat Kadilangu dapat berjalan secara berkelanjutan. Jika dilihat dari aspek ekonomi masyarakat dapat mendapatkan penghasilan dari ekowisata mangrove pesisir pantai Kadilangu. Selain itu, nantinya pohon bakau sudah tua dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk membangun ulang fasilitas yang ada di kawasan ekowisata. Tentu hal ini akan menjadikan sebuah sirkulasi kehidupan yang baik dari segi manusianya dan sumberdaya alamnya. Menjadikan sebuah ekowisata mangrove merupakan salah satu cara pemanfaatan sumber daya alam yang sangat baik dan tidak merusak alam itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H